Jumat, 01 Maret 2013

KARYA TULIS DEDE THEA



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang

Mungkin pembaca sudah tidak asing lagi mendengar kata cita-cita.Pada keseharian kita sering mendengar sebuah pesan.
“Gantunglah cita-citamu setinggi langit” dan  “kejarlah cita-cita mu sampai kenegri cina”.
            Hampir semua manusia mempunyai cita-cita pada dirinya.Walau tidak semua manusia bisa beruntung dan sukses dalam meraih cita-citanya.
            Tahukah pembaca alasan kenapa guru dan orang-orang dewasa selalu membahas tentang cita-cita kepada anak didiknya?. Sebenarnya dibalik kata cita-cita tersirat makna dan tujuannya  sangat berharga. Mereka bermaksud untuk membangun mental, niat, dan arah tujuan sang anak. Sekarang pembaca menyadari bahwa dengan memiliki cita-cita dan keinginan yang kuat, alam bawah sadar kita akan terus menuntun untuk berjalan ke arah cita-cita tersebut dan membantu kita melawan segala hambatan yang menghadang. 
Memang menjadi suatu keharusan orang tua atau guru untuk membangun cita-cita sang anak sejak dini. Jangan lupa, orang tua juga harus mampu menyeseuaikan bakat dan minat anak agar dia senang mengejar cita-citanya.Dan yang terpenting, orang tua juga harus mampu menjelaskan apa cita-cita itu kepada anaknya.
     Secara garis besar, manfaat mempunyai cita-cita yang kuat sejak dini adalah :Hidup mempunyai jalan atau arah yang jelas Hal ini sudah jelas, dengan mempunyai cita-cita, sang anak akan tahu kemana arah hidup yang akan dia jalani, dan dia pun tahu tujuan dia belajar, menuntut ilmu, bersekolah, dan segala macamnya. Tujuannya yaitu mengejar cita-cita dan berusaha sekuat mungkin untuk mengejar cita-cita tersebut. Dan jika suatu saat nanti ada hal yang mengalihkan pikirannya dan bisa membawanya keluar dari jalur cita-cita, disinilah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk menuntun anak kembali ke jalur yang seharusnya.
Mental dan niat semakin terasa dengan adanya cita-cita yang kuat,mental untuk melawan segala hambatan akan terasa,misalnya melawan rasa malas, kantuk, dan godaan bermain Game akan teratasi.Terus Belajar dan berlatih cita-cita menjadi sebuah tujuan yang harus di kejar. Seiring dengan adanya cita-cita yang kuat,anak akan berusaha meningkatkan kemampuannya agar cita-citanya bisa tercapai.Yaitu dengan belajar dan berlatih segala hal yang menunjung cita-cita tersebut.



Di bawah ini Arti cita-cita menurut KBBI
1. Keinginan (kehendak) yg selalu ada di pikiran,ia berusaha mencapainya untuk menjadi petani yg baik
2. Tujuan yg sempurna (yg akan dicapai atau dilaksanakan)
untuk mewujudkan nasionalisme kita, kepentingan pribadi harus      dikesampingkan


Namun banyak sekali anak-anak yang putus sekolah dan mengeluh karena tidak bisa meraih cita-citanya.Banyak faktot dan alasan,diantaranya karena faktor kemiskinan dan alasannya karena ingin membantu orangtua ,mencari pengalaman.Tapi banyak juga anak-anak yang mampu dan bisa bersekolah malah bermalas-malasan.
       Suatu ketika penulis teringat salah seorang  tetangga berkata
“laahhh..buat apa wanita sekolah,percuma wanita hanya akan kedapur lagi kedapur lagi,lagian presiden sudah ada”.Penulis pun menjawab
“ya mudah-mudahan suatu saat saya akan menjadi presiden”.
            Kini sudah banyak anak-anak yang lebih baik bekerja,mengamen dari pada bersekolah,karena mungkin mereka berpikir.
“sekolah itu cape dan harus mengeluarkan biaya,sedangkan bekerja memang cape tapi menghasilkan uang”.
            Padahal dengan bersekolah kita akan mendapatkan wawasan yang lebih luas,dengan bersekolah juga kita dapat menggapai cita-cita yang kita harapkan,misalnya seorang guru.
            Guru adalah suatu pekerjaan yang sangat mulia.Karena dengan adanya guru kita bisa mendapatkan ilmu,pengetahuan,serta bimbingannya untuk menjadi seseorang yang berguna,bagi keluarga maupun Negara.
Guru adalah orang yang mengajar di sekolah.Peran guru dari dulu sampai sekarang tetap sangat diperlukan. Dialah yang membantu manusia untuk menemukan siapa dirinya, kemana manusia akan pergi dan apa yang harus manusia lakukan di dunia.
Manusia adalah makhluk lemah, yang dalam perkembangannya memerlukan bantuan orang lain, sejak lahir sampai meninggal.Orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah dengan harapan guru dapat mendidiknya menjadi manusia yang dapat berkembang optimal.Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individu, karena antara satu perserta didik dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Mungkin kita masih ingat ketika masih duduk di kelas I SD,gurulah yang pertama kali membantu memegang pensil untuk menulis, ia memegang satu persatu tangan siswanya dan membantu menulis secara benar. Guru pula yang memberi dorongan agar peserta didik berani berbuat benar, dan membiasakan mereka untuk bertanggungjawab terhadap setiap perbuatannya. Guru juga bertindak bagai pembantu ketika ada peserta didik yang buang air kecil, atau muntah di kelas, bahkan ketika ada yang buang air besar di celana.Gurulah yang menggendong peserta didik ketika jatuh atau berkelahi dengan temannya, menjadi perawat, dan lain-lain yang sangat menuntut kesabaran, kreatifitas dan profesionalisme.
Memahami uraian di atas, betapa besar jasa guru dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan para peserta didik. Mereka memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan Negara dan bangsa.
Berdasarkan latar belakang di atas,penulis memberi judul karya tulis ini dengan judul.“MENGETAHUI SISWA SISIWI  SMK  ISLAM  ALQUDSIYAH YANG BERCITA-CITA MENJADI GURU“.




1.2   Pembatasan masalah

Dalam karya tulis ini penulis membatasi masalah pada hal-hal sebagai berikut:

1)      Berapa banyak siswa-siswi SMK Islam Al qudsiyah yang bercita-cita menjadi guru
2)      Apa alasan siswa-siswi SMK Islam Al qudsiyah yang bercita-cita menjadi guru
3)      Sebenarnya sosok guru seperti apa yang di idamkan siswa-siswi SMK Islam
Al qudsiyah

1.3   Tujuan Penelitian

Dalam karya tulis ini penulis memiliki tujuan sebagai berikut:

1)      Mengetahui banyak siswa-siswi SMK  Islam Al qudsiyah yang bercita-cita menjadi guru.
2)      Mengetahui alasan siswa-siswi SMK Islam Al qudsiyah yang bercita-cita menjadi guru.
3)      Mengetahui sosok guru seperti apa yang di idamkan siswa-siswi SMK Islam
Al qudsiyah

1.4   Metode penelitian

Dalam karya tulis ini penulis memiliki metode penelitian sebagai berikut:

1.      Penyebaran angket

Penyebaran angket adalah suatu alat pengumpulan data yang di ajukkan pada responden untuk mendapatkan jawaban
Dalam penyebaran angket ini penulis membuat pertanyaan berjumlah 5 (lima)
Kepada responden.Responden yang penulis maksud adalah siswa siswi SMK ISLAM ALQUDSIYAH kelas XII,karena
         Agar penulis lebih mudah dalam melakukan penelitian
         Agar penulis mengetahui alasan responden yang bercita-cita menjadi guru, dan
         Agar penulis mendapatkan data-data yang diinginkan

2.      Kepustakaan

Kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan atas karya tertulis, termasuk hasil penelitian baik yang telah maupun yang belum dipublikasikan.
Dengan cara mencari bahan-bahan diinternet dan diperpustakaan yang menjadi acuan atau bacaan dalam menghasilkan atau menyusun tulisan baik berupa artikel, karangan, buku, dan lain-lain.


1.5   Kegunaan Penelitian

Dalam karya tuilis ini, penulis memiliki kegunaan penelitian sebagai berikut :

         Manfaat Bagi Penulis       
Untuk menjadi seorang guru memiliki keinginan yang bersungguh-sungguh untuk menggapai cita-cita nya menjadi guru.

         Manfaat Bagi Siswa Kelas XII
Mendorong siswa Kelas XII setelah lulus nanti bisa mempertahankan cita-citanya, walaupun kuliah sambil bekerja.

         Manfaat Bagi Sekolah
Mendorong siswa-siswi Smk Al-qudsiyah Kelas XII setelah lulus nanti untuk kuliah demi mencapai cita-citanya.
Membimbing siswa-siswi Smk Al-qudsiyah Kelas XII agar bersungguh-sungguh belajar dan mencari informasi beasiswa diinternet maupun dari teman-teman.

1.6   Sistematika Penulis

Dalam karya tulis ini, penulis menyusun sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
1.2  Pembatasan Masalah
1.3  Tujuan Masalah
1.4  Metode Penelitian
1.5  Keguanaan Penelitian
1.6  Sistematika Penulis

BAB II LANDASAN TEORI

2.1  Pengertian Cita-cita
2.2  Pengertian Guru
2.3  Manfaat dan tujuan meraih Cita-cita
2.4  Peran-peran Guru
2.5 Penyebab cita-cita tidak tercapai
2.6 10 cita – cita favorit sejak kecil
2.7  Cara memupuk dan menumbuhkan cita-cita sang anak
2.8 Arti dan manfaat sebuah cita-cita
2.9 Cita cita penentu masa depan

BAB III PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

2.1 PENGERTIAN CITA-CITA

impian adalah sesuatu yang ingin kita raih, kita dapatkan, atau kita capai (ingat impian berasal dari kata impi, yang memiliki relasi dengan kata mimpi).Sedangkan cita-cita adalah sesuatu yang ingin kita capai disertai perencanaan dan tindakan kita untuk mencapainya (perbedaan utama dengan impian, ada tindakan nyata untuk mencapai hal yang diinginkan)
Pandangan hidup sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Segala perbuatan, sikap, dan aturan –yang diwujudkan dalam berbagai bentuk, merupakan refleksi dari pandangan hidup yang telah dirumuskan. Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup. Filsafat hidup sendiri diarti-konkritkan sebagai kecintaan atau kebenaran yang bisa dicapai oleh siapapun. Maka dari itu, pandangan hidup dengan hakikat bisa dicapai oleh siapapun itu, sangat diperlukan oleh tiap manusia. Pandangan hidup tiap orang bisa berbeda bisa juga sama. Dari situ terdapat pengklasifikasian tentang asal dari pandangan hidup tersebut, sebagai berikut:
a)      Pandangan hidup berasal dari agama merupakan pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
b)      Pandangan hidup ideologi merupakan pandangan hidup yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma negara tersebut.
c)       Pandangan hidup hasil renungan merupakan pandangan hidup yang relatif kebenarannya

1.       Cita-cita
Cita-cita menurut definisi adalah keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Tidak ada orang hidup. tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup.
Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita yang merupakan bagian atau salah satu unsur dari pandangan hidup manusia, yaitu sesuatu yang ingin digapai oleh manusia melalui usaha. Sesuatu bisa disebut dengan cita-cita apabila telah terjadi usaha untuk mewujudkan sesuatu yang dianggap cita-cita itu.
3  Faktor yang menentukan dapat atau tidaknya seseorang mencapai cita – citanya antara lain :
- Manusia itu sendiri,
- Kondisi yang dihadapi dalam rangka mencapai cita – cita tersebut,
- Seberapa tinggi cita – cita yang ingin dicapai.
2 Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapai tidaknya cita – citanya antara lain :
- Faktor yang menguntungkan, dan
- Faktor yang menghambat.

2.       Kebajikan atau Kebaikan
Kebajikan atau kebaikan pada hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral. Dia adalah seorang individu yang utuh, terdiri atas jiwa dan raga. Dia memiliki hati yang pada hakikatnya lagi, memihak pada kebenaran dan selalu mengeluarkan pendapat sendiri tentang pribadinya, perasaannya, cita-citanya, dan hal-hal lainnya. Dari yang dirasakan manusia tersebut, manusia cenderung lebih memihak pada kebaikan untuk dirinya sendiri. Inilah yang membuat sebagian manusia ‘terpilah’ menjadi manusia egois, yang seringkali seperti tidak mengenal kebajikan.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari 3 segi, yaitu :
a)      Manusia sebagai pribadi, yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati.
b)      Manusia sebagai anggota masyarakat atau makhluk sosial, manusia hidup bermasyarakat, saling membutuhkan, saling menolong, dan saling menghargai anggota masyarakat
Cita-cita… Apa yang kalian ketahui dengan cita-cita ? Cita-cita adalah sebuah impian yang harus kita capai dengan usaha dan semangat yang tinggi jika kita ingin mencapainya. Setiap orang pasti mempunyai cita-cita yang berbeda. Dan mungkin sejak kecil sudah mempunyai cita-cita. Apa cita-cita kalian sejak kecil ?
Waktu kita masih kecil, sering di tanya oleh orang tua kita ‘apa cita-cita alian kelak, nak ?’, pasti kita akan menjawab ‘aku ingin menjadi dokter’. Tak ada jawaban lain selain ingin menjadi dokter. Mungkin ada beberapa anak yang memiliki jawaban yang berbeda.
Dulu aku bercita-cita ingin menjadi seorang Polisi Wanita (Polwan). Sepertinya menjadi Polwan itu gagah, di segani banyak orang, dan pekerjaannya mulia. Tetapi cita-cita itu belum terpenuhi sekarang. Karena ayah dan ibu bilang ‘lebih baik kamu kuliah dulu, baru coba daftar menjadi Polwan kalau sudah menjadi sarjana’.
Kata-kata orang tua ku selalu aku dengar. Karena perkataan mereka adalah doa untuk kesuksesan ku. Aku selalu berdoa ‘Ya Allah, semoga aku dapat menyelesaikan kuliah ku tepat waktu (4 tahun) dan aku bisa menjadi Polisi Wanita’, doaku di setiap shalat.
Bagi kalian yang ingin mencapai cita-cita, terus berjuang, mohon doa kepada orang tua agar segala sesuatunya diberikan kelancaran untuk mencapai cita-cita. Dan jangan lupa terus belajar. Jangan patah semangat an jangan putus asa untuk mencapai suatu cita-cita….

2.2 Pengertian Guru

Pengertian guru jika dipandang dari sisi etimologinya berasal dari bahasa india. Yang mana pengertian guru adalah seseorang yang memberi pelajaran tentang bagaimana cara lepas dari kesengsaraan.Secara umum pengertian guru diartikan sebagai orang yang bertugas menjadi fasilitator untuk para peserta didik dalam belajar dan juga dalam pengembangan kemampuan dan juga potensi dasar yang dimilikinya secara maksimal. Dalam pengertian atau definisi guru secara umum ini di maksudkan guru tersebut mengajar siswa atau peserta didik di suatu lembaga pendidikan seperti halnya sekolah baik yang dibangun oleh pihak swasta atau masyarakat maupun yang dibangun oleh pemerintah.
Pengertian guru.Guru juga diartikan sebagai seorang pendidik yang profesional. Maksud dari pengertian guru tersebut dikarenakan guru juga memikul serta juga menerima tanggung jawab dan beban dari orang tua peserta didik atau siswa untuk mendidik dan mengajarkan anak-anaknya.
Dari segi bahasa Indonesia, pengertian atau definisi guru secara umum dianggap sebagai seorang pendidik yang profesional dan memiliki tugas utamanya yaitu mengajar, mengarahkan, mendidik, membimbing, mengevaluasi, melatih, serta juga menilai siswa atau peserta didik.
Selain itu, pengertian guru juga dijabarkan sebagai seorang pengajar serta juga pendidik yang mendidik atau mengajar anak usia dini pada jalur pendidikan formal, dan pendidikan tingkat dasar, serta juga pendidikan tingkat menengah.Dari sisi arti yang lebih luas juga pengertian guru dapat dijabarkan sebagai setiap individu atau orang yang memberi pelajaran terhadap sesuatu hal yang baru.Dan secara formal, pengertian guru di definisikan sebagai seseorang yang mengajarkan sesuatu hal baik di sekolah swasta maupun sekolah negeri. Pada pengertian atau definisi guru secara formal ini kemampuan guru juga diutamakan dan didasarkan pada latar belakang pendidikan formal yang telah diselesaikannya minimal sampai jenjang Sarjana dengan memiliki ketetapan hukum sebagai seorang guru yang syah dan diisarkan pada UU guru serta juga dosen yang ada di Indonesia.
Guru adalah orang yang dari dulu sampai sekarang tetap sangat diperlukan. Dialah yang membantu manusia untuk menemukan siapa dirinya, kemana manusia akan pergi dan apa yang harus manusia lakukan di dunia. Manusia adalah makhluk lemah, yang dalam perkembangannya memerlukan bantuan orang lain, sejak lahir sampai meninggal. Orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah dengan harapan guru dapat mendidiknya menjadi manusia yang dapat berkembang optimal.
Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individu, karena antara satu perserta didik dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Mungkin kita masih ingat ketika masih duduk di kelas I SD, gurulah yang pertama kali membantu memegang pensil untuk menulis, ia memegang satu persatu tangan siswanya dan membantu menulis secara benar. Guru pula yang memberi dorongan agar peserta didik berani berbuat benar, dan membiasakan mereka untuk bertanggungjawab terhadap setiap perbuatannya. Guru juga bertindak bagai pembantu ketika ada peserta didik yang buang air kecil, atau muntah di kelas, bahkan ketika ada yang buang air besar di celana. Guru-lah yang menggendong peserta didik ketika jatuh atau berkelahi dengan temannya, menjadi perawat, dan lain-lain yang sangat menuntut kesabaran, kreatifitas dan profesionalisme.
Seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan (sivic mission). Jika dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan dengar logika dan estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika.
Ketiga tugas ini jika dipandang dari segi anak didik maka guru harus memberikan nilai-nilai yang berisi pengetahuan masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang, pilihan nilai hidup dan praktek-praktek komunikasi. Kita mengetahui cara manusia berkomunikasi dengan orang lain tidak hanya melalui bahasa tetapi dapat juga melalui gerak, berupa tari-tarian, melalui suara (lagu, nyanyian), dapat melalui warna dan garis-garis (lukisan-lukisan), melalui bentuk berupa ukiran, atau melalui simbul-simbul dan tanda tanda yang biasanya disebut rumus-rumus.
Salah satu dari sekian banyak dampak ketika tidak terlaksananya peran dan fungsi guru secara maksimal misalnya, tidak terbinanya akhlak dan moral siswa. Beberapa kebiasaan buruk siswa seperti tidak berlaku disiplin dari berbagai peraturan yang telah disepakati bersama, malas, kurang berlaku sopan dan sebagainya, hal itu berarti tugas guru sebagai pendidik belum maksimal. Tugas mengajar mungkin sudah terlaksana dengan baik, tapi tugas mendidik? Karena itu, beberapa peran dan tugas guru di atas merupakan sebuah keharusan untuk diimplementasikan walaupun memerlukan pemikiran dan pengorbanan yang lebih banyak. Dengan cara ini barangkali barulah guru dapat dikatakan sebagai sebuah profesi, dimana guru mampu memberikan solusi terbaik dari berbagai masalah yang dialami kliennya.
Hubungannya dengan sertifikasi guru, yaitu dengan adanya peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru maka beberapa peran dan tugas guru yang telah diuraikan di atas kemungkinan dapat diimplementasikan. Apa pasal? Dulu, salah satu alasan guru tidak mampu melaksanakan peran dan tugasnya secara masimal karena persoalan kurangnya pendapatan/gaji. Maka dengan kebijakan baru pemerintah yakni sertifikasi guru, maka harapan kita ke depan guru mau dan mampu memaksimalkan peran dan tugasnya.

2.3  Manfaat dan  tujuan  Cita-cita

Meraih cita-cita tidak semua orang bisa atau mau melakukannya, karena mungkin bagi mereka cita-cita itu hanyalah untuk menghibur anak-anak kecil. Padahal kalau dipikir-pikir jika kita mau berusaha untuk meraih cita-cita, bukankah kita akan memiliki kehidupan yang lebih berarti? Jadi kehidupan yang kita lalui tidak akan membosankan seperti sekarang ini.
Terkadang saya bertanya kepada diri sendiri serta rekan yang lain, tentang mau dijadikan seperti apa diri kita di masa depan nanti? Kalau boleh memilih, sudah tentu kita akan lebih memilih untuk menjadi orang sukses, iya kan? Kalau memang seperti itu, tapi kenapa sepertinya kita tidak ada usaha untuk meraih cita-cita sebagai orang sukses? Ini justru aneh kan?
Seharusnya kita bisa menyadari tentang arti sebenarnya dari meraih cita-cita, karena kita hanyalah manusia biasa yang mana memang hanya diberikan satu kesempatan untuk menjalani kehidupan. Dari kesempatan untuk bisa hidup yang telah diberikan kepada kita ini, apakah lantas kita akan menyia-nyakannya begitu saja?
“Hidup enggan mati pun tak mau” suatu istilah yang mungkin bisa menggambarkan kondisi dari mereka-mereka yang tidak pernah mau meraih cita-cita. Hidup semacam itu hanya berisi kebosanan dalam kesehariannya, tidak ada ambisi untuk meraih cita-cita, hidup mereka mengalir seperti air tanpa tujuan yang jelas. Mereka hanya mengikuti arus kehidupan, bukan kah sangat membosankan hidup semacam itu?
Ingatlah kita hidup di dunia ini hanya sekali, jangan sampai kita meninggalkan dunia ini tanpa bisa mendapatkan suatu prestasi apapun. Orang yang tidak memiliki ambisi untuk meraih cita-cita adalah orang yang hanya hidup untuk menunggu mati, apa tidak sia-sia kehidupan seperti itu?
Ada alasan tertentu kenapa pada waktu kita kecil dulu suka ditanya, “Kalau sudah besar nanti, apa cita-citamu?”. Karena begitu polosnya kita pada waktu itu, mungkin kebanyakan akan menjawab untuk bercita-cita sebagai seorang dokter, pilot, tentara, atau terkadang ada saja yang menjawab dengan kepolosannya itu kalau dia ingin masuk surga.
Dan karena ketidak tahuan dari kita dengan maksud yang sebenarnya dari pertanyaan cita-cita itu, sehingga apa yang kita jawab pada waktu itu seakan tidak bisa mempengaruhi pikiran kita untuk meraih cita-cita itu. Seharusnya kita sadar untuk apa kita berusaha meraih cita-cita yang pernah kita ucapkan pada waktu kecil dulu, dengan begitu motivasi di dalam pikiran kita akan tumbuh.
Cita-cita yang pernah kita sebutkan dulu bukanlah suatu hal yang bisa kita sepelekan, kenapa? Karena yang namanya cita-cita adalah suatu motivasi sekaligus doa harapan bagi kita untuk menuju kehidupan masa depan yang terarah, karena jika kita mau berusaha untuk meraih cita-cita itu maka kita sudah memiliki jalur kesuksesan sendiri.
Menjalani kehidupan janganlah seperti air yang mengalir, meski mereka menuju satu tujuan tapi jalur mereka sangatlah tidak jelas. Mungkin saja air yang mengalir ini harus melewati berbagai tempat yang menjijikkan, apakah kita mau menjalani kehidupan semacam itu?
- See more at: http://www.iprasblog.com/meraih-cita-cita-hidup-lebih-berarti-di-masa-depan-nanti/381#sthash.ENFhUhbx.dpuf


2.4  Fungsi dan Peran-peran Guru
Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang peran guru yang harus dilakoni. Peran guru yang beragam telah diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan Young (1988), Manan (1990) serta Yelon dan Weinstein (1997). Adapun peran-peran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Guru Sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Peran guru sebagai pendidik (nurturer) berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan dasar, persiapan.untuk perkawinan dan hidup berkeluarga, pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan spiritual. Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkat laku anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.
2. Guru Sebagai Pengajar
Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika factor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik. Guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan terampil dalam memecahkan masalah.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran, yaitu : Membuat ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis, Mensintesis, Bertanya, Merespon, Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan, Memberikan pandangan yang bervariasi, Menyediakan media untuk mengkaji materi standar, Menyesuaikan metode pembelajaran, Memberikan nada perasaan.
Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru-guru harus senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang telah dimilikinya ketika mempelajari materi standar.
3. Guru Sebagai Pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.
Sebagai pembimbing perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut.
Pertama, guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai. Kedua, guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis.Ketiga, guru harus memaknai kegiatan belajar.Keempat, guru harus melaksanakan penilaian.
4. Guru sebagai Pemimpin
Guru diharapkan mempunyai kepribadian dan ilmu pengetahuan. Guru menjadi pemimpin bagi peserta didiknya. Ia akan menjadi imam.
5. Guru sebagai pengelola pembelajaran
Guru harus mampu menguasai berbagai metode pembelajaran. Selain itu ,guru juga dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman.
6. Guru Sebagai Model dan Teladan
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru : Sikap dasar, Bicara dan gaya bicara, Kebiasaan bekerja, Sikap melalui pengalaman dan kesalahan, Pakaian, Hubungan kemanusiaan, Proses berfikir, Perilaku neurotis, Selera, Keputusan, Kesehatan, Gaya hidup secara umum
Perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik, tetapi peserta didik harus berani mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri.
Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian menyadari kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan harus diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya.
7. Sebagai anggota masyarakat
Peranan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat. Seorang guru diharapkan
dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat
mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya. Guru perlu juga memiliki
kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, antara lain melalui
kegiatan olah raga, keagamaan dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab
kalau tidak pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang bersangkutan kurang bisa
diterima oleh masyarakat.

8. Guru sebagai administrator
Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Guru akan dihadapkan pada berbagai tugas administrasi di sekolah. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
9. Guru Sebagai Penasehat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang.
Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan penasihat secara lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.
10. Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)
Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu dengan yang lain, demikian halnya pengalaman orang tua memiliki arti lebih banyak daripada nenek kita. Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan.
Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga ini kedalam istilah atau bahasa moderen yang akan diterima oleh peserta didik. Sebagai jembatan antara generasi tua dan genearasi muda, yang juga penerjemah pengalaman, guru harus menjadi pribadi yang terdidik.
11. Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreatifitas tersebut. Kreatifitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan cirri aspek dunia kehidupan di sekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.
Akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan menilaianya bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara rutin saja. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya.
12. Guru Sebagai Emansipator
Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta didik, menghormati setiap insan dan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan “budak” stagnasi kebudayaan. Guru mengetahui bahwa pengalaman, pengakuan dan dorongan seringkali membebaskan peserta didik dari “self image” yang tidak menyenangkan, kebodohan dan dari perasaan tertolak dan rendah diri. Guru telah melaksanakan peran sebagai emansipator ketika peserta didik yang dicampakkan secara moril dan mengalami berbagai kesulitan dibangkitkan kembali menjadi pribadi yang percaya diri.
13. Guru Sebagai Evaluator
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Teknik apapun yang dipilih, dalam penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut.
14. Guru Sebagai Kulminator
Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Di sini peran kulminator terpadu dengan peran sebagai evaluator.
Guru sejatinya adalah seorang pribadi yang harus serba bisa dan serba tahu. Serta mampu mentransferkan kebisaan dan pengetahuan pada muridnya dengan cara yang sesuai dengan perkembangan dan potensi anak didik.
Begitu banyak peran yang harus diemban oleh seorang guru. Peran yang begitu berat dipikul di pundak guru hendaknya tidak menjadikan calon guru mundur dari tugas mulia tersebut. Peran-peran tersebut harus menjadi tantangan dan motivasi bagi calon guru. Dia harus menyadari bahwa di masyarakat harus ada yang menjalani peran guru. Bila tidak, maka suatu masyarakat tidak akan terbangun dengan utuh. Penuh ketimpangan dan akhirnya masyarakat tersebut bergerak menuju kehancuran.


2.5  Penyebab cita-cita tidak tercapai

 Manusia memang boleh bercita-cita tinggi, bahkan sangat disarankan untuk bercita-cita. Namun banyak dari kita berdiam diri membiarkan apa yang kita cita-citakan tetap menjadi Impian saja tampa benar-benar berusaha untuk mewujudkannya. Lantas apa yang menyebabkan kita tidak bisa merealisasikan Impian kita ? bukankah kita sudah menginginkannya sejak lama bahkan sudah merencanakan berbagai cara maupun strategi untuk mencapainya dan sudah bekerja keras untuk mengejarnya ?


Setiap orang pasti mempunyai cita-cita dan Impian dalam hidupnya.. seperti : memiliki rumah dan mobil mewah, menjadi orang terkenal, mengunjungi tempat-tempat eksotik di seluruh dunia, menikmati pola hidup yang luar biasa, bebas waktu dan financial dan bisa melakukan apa saja yang ingin kita lakukan bersama keluarga dan orang-orang yang paling kita sayangi dalam hidup kita. Tetapi pertanyaannya : “Kenapa banyak dari kita tidak bisa merealisasikan Impian kita ?”

Masa Lalu

Selalu mengaitkan dengan masa lalu. Disaat kita mempunyai sesuatu yang berarti untuk diwujudkan seringkali kita tidak bisa lepas dari bayangan masa lalu. Kita mengingat kondisi hidup yang susah, segala keterbatasan, semua kegagalan kita sebelumnya dan menemukan semua alasan kenapa kita tidak bisa berhasil, dst…

Cemas dan Takut

Kita menpunyai ketakutan dan kecemasan. Sebelum melakukan sesuatu kita sering kali mempunyai ketakutan dan kecemasan yang berlebihan. Bagaimana kalo saya tidak berhasil ?, apa yang dikatakan orang tentang saya?, mereka akan menertawakan saya? Saya akan tambah frustasi jika saya sudah berusaha dan ternyata tidak mencapainya, dst…

Orang Lain

Membiarkan orang lain mengintimidasi kita. Sering kali kita membiarkan orang lain mengintimidasi kita dengan kata-kata yang menurunkan semangat dan mengacaukan focus kita bahkan mencuri Impian kita. Anda tidak mungkin bisa berhasil, jangan bermimpi , lakukan yang biasa-biasa aja, terlalu besar dan sulit dicapai. Udah terima nasib saja, dst…

Tidak Sampai Tuntas

Tidak bisa melakukan sampai Tuntas. Ini yang paling sering terjadi dalam hidup kita. Memulainya dengan Antusias dan semangat yang mengebu-gebu, tetapi ketika menghadapi kendala cepat menyerah, tidak sanggup menderita dan tidak mau bayar harga sehingga melepaskannya begitu saja.

Malas

Kita mempunyai sifat malas. Salah satu kebiasaan kita dan penyakit lama yaitu suka menunda-nunda pekerjaan dan rencana tindakan yang sudah ditetapkan. Menganggap masih ada banyak waktu untuk mengerjakannya sehingga sering kali tidak pernah memulai ataupun sudah terlambat ketika kita sadar.

Jika kita mau berhasil mewujudkan semua cita-cita dan Impian kita, kita harus segera menghancurkan lima penghalang mental (mental block) kita diatas dan mengantikannya dengan 5 kebiasaan baru yang akan menjadi titik tolak perubahan yang mendorong kita untuk segera merealisasikan Impian kita. Saat ini juga !

Pertama : Focus ke Masa Depan dan Impian Anda. Pikirkan apa yang benar-benar Anda inginkan, susun rencana kerja , gali potensi dan kelebihan Anda, temukan strategi, cara dan segala kemungkinan untuk mewujudkannya

Kedua : Yakin dan Percaya 100% bahwa Anda bisa. Keyakinan adalah modal utama untuk mendapatkan apapun yang Anda inginkan. Segala sesuatu yang tidak mungkin dalam hidup ini hanya seringkali belum pernah di coba.

Ketiga : Lakukan saja sesuai dengan keinginan Anda. Ikuti kata hati Anda, tulikan telingga Anda dari orang-orang negatif dan pesimis disekeliling Anda. Ingat : A great pleasure in life is doing what other people say you can’t do it, so Just do It ! Buatlah record dan sejarah baru dalam hidup Anda.

Keempat : Selesaikan apa yang telah Anda mulai. Berani bayar harga dan miliki mental Sang Juara. Ingat : The winner never quit, and quitter never win ! Jangan pernah memalingkan mata Anda sedetikpun dari garis finish.

Kelima : Mulailah sekarang, saat ini juga. Lakukan segera apa yang Anda rencanakan, apa saja. Ingat : Action is Power ! Sebenarnya orang sukses bukanlah orang yang hebat tetapi mereka adalah orang yang selalu take action dan memulai lebih awal sehingga seringkali satu langkah lebih maju dari kita.

Inilah 5 kebiasaan baru yang bisa membantu kita untuk segera meraih semua Impian kita.


2.6  10 cita – cita favorit sejak kecil

Ingatkah Anda pada masa kecil Anda dulu saat bertemu dengan om, tante atau sanak keluarga jauh yang kemudian bertanya, “kalau besar nanti mau jadi apa sayang?”, kemudian mulailah Anda berceletuk dengan lucunya, “Aku mau jadi dokter, om”, “Pinter…” kata om Anda sambil mengusap-usap kepala Anda.
Mungkin saat ini Anda bukanlah seorang dokter, melainkan make up artist, perancang busana,sekretaris atau asisten project manager di suatu perusahaan, lalu mengapa Anda tidak menjadi dokter seperti yang Anda inginkan saat kecil dulu? Mungkin alasannya akan bermacam-macam, bisa jadi karena Anda tak suka pelajaran biologi, atau takut melihat darah, atau memang Anda lebih suka menggambar ketimbang berhitung.
Well, semua orang bisa berubah. Namun tanpa disadari, pekerjaan impian itu tak akan pernah berubah. Sampai kapanpun saat kita bertanya pada anak-anak ingin jadi apakah mereka, mereka akan menjawab ingin menjadi seperti berikut ini :

1. Dokter
Sungguh pekerjaan yang mulia, lebih mulia dari si superhero Spiderman, Superman atau Wonder Woman. Menyelamatkan jiwa orang lain adalah hal yang paling ingin dilakukan semua orang, termasuk anak-anak. Di dalam pikiran mereka masih dipenuhi dengan kedamaian dan rasa cinta, untuk tu tak heran jika cita-cita utama mereka adalah menjadi dokter dan menyelamatkan orang-orang yang jatuh sakit.

2. Pilot
Jadi pilot kedengarannya asyik ya, bisa terbang dan melancong ke mana-mana. Rupanya profesi kedua ini juga menjadi salah satu profesi favorit setelah dokter. Tetapi ini juga menjadi salah satu bukti bahwa mereka itu ingin diberi kebebasan agar bisa terbang ke sana kemari dengan bebas dan bahagia. Ya kan…

3. Astronot
Menjadi astronot bukanlah hal yang mudah bagi anak-anak, terutama mereka tinggal di Indonesia, yang belum pernah mengirimkan roketnya sendiri ke bulan. Tetapi rasa keingintahuan anak-anak pada angkasa begitu besar, kecintaan pada alam sangat luar biasa, tak heran jika mereka ingin menjelajahi planet dan meneliti ada apakah di tempat mereka?

4. Pengacara
Tugas pengacara adalah membela yang benar di atas lapangan keadilan. Berjuang mengumpulkan bukti dan membela klien tak bersalah, dan membuat keadilan menang di atas tonggak kejahatan. Bagaikan superhero yang mereka kagumi, anak-anak selalu ingin membela yang benar dan memberantas kejahatan. Kalau saja impian anak-anak ini terbawa sampai dewasa, mungkin tingkat korupsi di Indonesia ini rendah ya?

5. Presiden
Memang tak semua orang bisa serta merta menjadi presiden, ada beberapa kualifikasi dan prasyarat seseorang bisa duduk di kursi kepresidenan. Namun hal ini menunjukkan bahwa anak-anak memiliki jiwa kepemimpinan yang tak boleh kita abaikan. Yang tentu saja keberanian, kebijaksanaan serta pengetahuannya harus kita pupuk sejak dini.

6. Artis
Impian menjadi artis bukan hanya impian satu atau dua orang saja. Menjadi artis berarti terkenal dengan segala kepiawaian akting dan tampilan secara fisik. Hidup dipuja-puja dengan bergelimang harta, siapa sih yang tak mau? Namun bukan kemakmuran dan nama besar yang membuat anak-anak tertarik pada profesi artis, melainkan mereka sangat mengidolakan menjadi seperti artis yang mereka suka, terutama dalam hal tampilan. Boleh sih ya nak, asal jangan ikutan kimpoi cerai seperti artis-artis muda yang ada saat ini ya.

7. Atlet
Asyik menendang bola, anak-anak bisa jadi ingin menjadi seperti John Terry, bek tengah klub sepakbola Chealsea yang sedang dirundung problem selingkuh. Tetapi bukan soal selingkuh yang diimpikan anak-anak, melainkan kehebatan tendangan dan kemampuan mencetak gol-gol indahlah yang mereka dambakan.

8. Guru
Guru adalah sosok yang sabar, serba tahu dan selalu dihormati. Menjadi guru merupakan profesi superhero yang selalu didambakan oleh anak-anak. Siapa yang tak senang dapat mengajarkan suatu hal baru pada orang lain? Bahkan saat kecil anak-anak suka sekali bermain role playing menjadi guru kan?

9. Polisi
Menangkap penjahat, membekuk danmenjebloskan penjahat ke dalam penjara. Wuih, rasanya keren ya. Berkelahi seperti power ranger, menendang seperti Batman, memanah seperti Robin Hood (kenapa tak ada yang pernah ingin seperti Gatot Kaca ya?).Yang penting bisa action dan menyelamatkan dunia dari kejahatan. Apakah Anda juga dulu ingin jadi polisi dan menangkap penjahat?

10. Menjadi seperti papa atau mama
Hampir semua anak-anak ingin menjadi seperti kedua orang tua mereka. Tak ada profesi yang paling hebat selain profesi yang satu ini (walau mungkin dokter lebih sering disebut sebagai profesi favorit). Yah, mungkin terkecuali bagi mereka yang yatim/piatu, namun sadarilah bahwa Anda sebagai orang tua adalah profesi yang paling diperhatikan oleh anak-anak. Dan mereka sangat mengidolakan Anda sebagai pahlawan mereka, jadi sebaiknya memang kita bersikap sebagai idola.
Tidak bertengkar dan memaki-maki di depan anak-anak, tidak selalu marah-marah, memberikan contoh yang sopan bagi mereka, memberikan teladan, mengajarkan hal yang baik, dan tidak hanya bisa menyuruh tetapi memberi contoh (misal: jangan main PS terus adik ayo bobo sudah malam nih, padahal Anda asyik bermain Facebook)
Betapapun berat mengasuh anak-anak, betapapun banyak masalah yang Anda hadapdalam keluarga termasuk masalah ekonomi atau masalah pekerjaan, anak-anak adalah bibit yang perlu kita rawat. Kita harus berjuang dan menjadi kuat demi anak-anak, karena kita harus menjadi orang tua yang terbaik bagi mereka, karena mereka adalah pohon-pohon kecil yang cita-citanya perlu kita pupuk agar kelak mereka tumbuh menjadi pohon yang kuat dengan buah manis dan lebat. Yuk jadi orang tua teladan!
Sumber : http://www.noveloke.com/2011/01/10-pekerjaan-yang-paling-sering-dicita.html


2.7 Cara memupuk dan menumbuhkan cita-cita sang anak
Setiap orangtua pasti ingin anaknya meraih cita-cita yang diinginkan oleh anaknya. Ada anak yang ingin menjadi dokter, pilot, pramugari, tentara dan masih banyak lainnya. Dukungan dan usaha adalah modal sang anak untuk meraih cita-cita yang diingingkannya kelak.

Ada beberapa Cara untuk Memupuk dan Menumbuhkan Cita-Cita Sang Anak. Mau tahu carannya ? Simak ulasan berikut :


Beri dukungan

Ada anak yang ingin menjadi seorang perdana menteri. Bila anak kita ingin melakukan sesuatu yang luar biasa, jangan dianggap angin lalu. Beri dukungan agar ia berjuang mewujudkannya.

Beri Tantangan

Meminta anak-anak untuk selalu mengenakan pakaian berbahan katun wol menimbulkan kesan seolah-olah dunia ini lebih menakutkan dari kenyataan yang sebenarnya. Sebaliknya, berilah tantangan-tantangan tertentu kepada anak-anak, yang mendorong mereka berpikir luas. Kemudian, rayakan keberhasilannya.

Kenali Dunia Luas

Beri kesempatan kepada anak-anak untuk melihat berbagai hal baru, tempat-tempat baru, dan untuk bertemu orang-orang baru. Tidak ada orang yang bisa mengubah dunia ini dengan hanya mengurung diri di rumah. Bawa mereka jalan-jalan.

Beli Buku

Merupakan hal biasa bila seorang pengarang mendorong orang membeli buku. Membaca bisa memperluas wawasan dan menjadi sumber inspirasi cita-cita. Karena itu, biasakan diri membeli buku.

Mengagumi Tokoh

Tidak ada salahnya bila kita mengagumi tokoh atau pahlawan tertentu. Kenyataannya, itu bisa menjadi cara brilian agar
fokus pada cita-cita atau ambisi tertentu. Dorong anak-anak belajar bagaimana tokoh atau pahlawan favorit mereka mengukir prestasi dan cita-cita serta bagaimana semua itu dirintis.

Main Peran

Permainan kreatif bisa memicu berkembangnya kreativitas. Biasanya anak-anak melakukan ini secara naluriah. Namun, lebih baik lagi bila kita mendorong dan membuat skenario tertentu untuk mereka mainkan.

Bermain Berkelompok

Anak-anak akan tumbuh semakin percaya diri bila rutin bermain bersama anak-anak lain. Di sana, mereka juga belajar bagaimana cara mempengaruhi orang lain.

Terima Perubahan

Bila sebelumnya anak kita sangat ingin menjadi astronot dan hari ini tiba-tiba sangat ingin menjadi pilot, jangan mengejeknya. Perubahan itu mungkin terjadi setelah ia berpikir panjang dan akhirnya merasa kalau menerbangkan pesawat lebih mudah dicapai daripada menjadi astronot.

Bukan Soa l Uang

Jangan memaksa anak-anak mengejar karier tinggi-tinggi. Dalam hidup ini, ada hal lain yang lebih mulia dari pada uang.

Semua Bisa Terjadi

Setiap individu merupakan pribadi yang unik. Dunia saat ini jauh lebih egaliter daripada sebelumnya. Apapun bisa terjadi bila kita mau mencapainya dengan sepenuh hati. Jangan menyia-nyiakan cita-cita atau impian.

2.8 Arti dan manfaat sebuah cita-cita

Hibur Dunia : Saya teringat beberapa pesan dari guru SD, beliau berpesan "Gantungkan cita-citamu setinggi langit" dan "Kejarlah cita-citamu sampai ke negeri Cina". Saat itu umur saya masih delapan tahun, saya tidak mengerti apa itu cita-cita, dan untuk apa cita-cita itu dikejar. Kadang saya bertanya, kenapa sih orang-orang dewasa itu selalu menanyakan, "Rief, Nanti kalo udah besar kamu mau jadi apa?".
Saya dengan polos menjawab "Jadi Pilot", Padahal saya tidak tahu apa itu pilot dan seperti apa jadi seorang pilot. Yang saya tahu pilot itu yang menyetir pesawat terbang. Tahukah Anda alasan kenapa guru dan orang-orang dewasa selalu membahas tentang cita-cita kepada anaknya?. Sebenarnya dibalik kata cita-cita tersirat makna dan tujuan yang sangat berharga. Mereka bermaksud untuk membangun mental, niat, dan arah/tujuan sang anak. Sekarang saya menyadari bahwa dengan memiliki cita-cita dan keinginan yang kuat, alam bawah sadar kita akan terus menuntun untuk berjalan ke arah cita-cita tersebut dan membantu kita melawan segala hambatan yang menghadang. 
Memang menjadi suatu keharusan orang tua atau guru untuk membangun cita-cita sang anak sejak dini. Jangan lupa, orang tua juga harus mampu menyeseuaikan bakat dan minat anak agar dia senang mengejar cita-citanya. Dan yang terpenting, Anda sebagai orang tua juga harus mampu menjelaskan apa cita-cita itu kepada anak Anda.Secara garis besar, manfaat mempunyai cita-cita yang kuat sejak dini adalah :Hidup mempunyai jalan atau arah yang jelas Hal ini sudah jelas, dengan mempunyai cita-cita, sang anak akan tahu kemana arah hidup yang akan dia jalani, dan dia pun tahu tujuan dia belajar, menuntut ilmu, bersekolah, dan segala macamnya. Tujuannya yaitu mengejar cita-cita dan berusaha sekuat mungkin untuk mengejar cita-cita tersebut. Dan jika suatu saat nanti ada hal yang mengalihkan pikirannya dan bisa membawanya keluar dari jalur cita-cita, disinilah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk menuntun anak kembali ke jalur yang seharusnya.Mental dan niat semakin terasahdengan adanya cita-cita yang kuat, mental untuk melawan segala hambatan akan terasah, misalnya melawan rasa malas, kantuk, dan godaan bermain Game akan teratasi. Hal ini biasa melanda anak SMP atau sederajat, tapi ini akan mudah teratasi jika anak sudah tahu bahwa semua itu hanya akan menghambat niatnya mengejar cita-cita. Terus Belajar dan berlatihcita-cita menjadi sebuah tujuan anak yang harus dia kejar. Seiring dengan adanya cita-cita yang kuat tersebut, anak akan berusaha meningkatkan kemampuannya agar cita-citanya bisa tercapai. Yaitu dengan belajar dan berlatih segala hal yang menunjung cita-cita tersebut. Misalnya anak ingin menjadi seorang dokter, berarti dia harus banyak belajar biologi dan pelajaran IPA lainnya hingga benar-benar menguasai.Itulah beberapa hal yang bisa saya bagikan, artikel ini saya buat berdasarkan pengalaman belaka. Saat ini saya menyadari bahwa, dengan mempunyai cita-cita yang kuat, kita akan tahu arah jalan hidup kita dan berusaha menghindari segala godaan yang bisa merusak jalannya. Dan dengan itu, kita akan menjadi orang yang sukses, walau nantinya tidak sesuai dengan cita-cita yang kita idamkan
2.9 Cita cita penentu masa depan
Saat sekolah taman-taman kanak-kanak, bu guru bertanya pada muridnya,”anak-anak, nanti kalau besar ingin jadi apa?”
“Jadi dokter bu guru,”
“Jadi pilot bu guru,”
“saya mau jadi guru bu,”
begitulah jawaban jujur anak-anak siswa Taman Kanak-Kanak . Sebuah jawaban, bahwa cita-cita yang diinginkan adalah cita-cita profesi.
Setelah anak TK itu lulus dan melanjutkan ke SD, terjadi perubahan cita-cita begitu anak tersebut menginjak usia menjelang remaja pada saat kelas V, ada yang mengarah pada cita-cita profesi, ada cita-cita secara tidak jelas seperti ingin menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Hal tersebut terkadang dibawa sampai ke jenjang pendidikan SMA/SMK.
Padahal setelah siswa duduk di bangku SMA/SMK, seharusnya siswa sudah mulai berpikir kearah mana dia harus meneruskan pendidikannya dan jurusan apa yang hendak diambil. Dengan memilih jurusan sesuai bakat dan kemampuannya siswa tersebut dapat menekuni bidang keahliannya untuk menjadi tenaga yang handal dan terampil, sehingga pada saat akan meneruskan kuliah dapat melanjutkan pada program keahlian yang sesuai dengan minat dan bakatnya yang telah dida-citapatnya di bangku SMA/SMK.
Siswa yang memiliki cita-cita, akan mudah menjalani pendidikannya secara terarah, sedangkan siswa yang memiliki secara tidak jelas, biasanya siswa tersebut sekolah di jenjang pendidikan menengah atas, karena beberapa factor seperti ikut-ikutan temannya, sehingga ia sekolah dengan tidak serius dan banyak membolos.
Pemilihan cita-cita hendaknya dimulai sejak usia kanak-kanak dan banyaknya masukan-masukan dari pihak keluarga sebagai pendorong anak agar memiliki tujuan hidup, sehingga ia perlu memiliki cita-cita.
Dengan memiliki cita-cita, maka sang anak atau siswa dapat menentukan masa depannya dari sekarang, sehingga tidak ada kata menyesal jika nanti cita-citanya tercapai, tetapi menjadi pendorong semangat untuk mencapai dan meraih cita-citanya.



BAB III PEMBAHASAN
3.1 Tabel Responden yang menjawab, cita-cita apa yang anda inginkan sejak kecil ?


No

Jawaban





Turus



jumlah
1
Dokter


IIIII

5
2
Pengusaha sukses


I

1
3
Guru


IIII

4
4
Polwan


III

3








































Dari  table dan grafik di atas di jelaskan bahwa dari jumlah 15 responden member i  jawaban yaitu, menjawab guru,menjawab dokter,menjawab pengusaha sukses,dan menjawab polwan