BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Mungkin pembaca sudah tidak asing lagi mendengar kata
cita-cita.Pada keseharian kita sering mendengar sebuah pesan.
“Gantunglah
cita-citamu setinggi langit” dan “kejarlah cita-cita mu sampai kenegri cina”.
Hampir semua manusia mempunyai
cita-cita pada dirinya.Walau tidak semua manusia bisa beruntung dan sukses
dalam meraih cita-citanya.
Tahukah pembaca alasan kenapa guru
dan orang-orang dewasa selalu membahas tentang cita-cita kepada anak didiknya?.
Sebenarnya dibalik kata cita-cita tersirat makna dan tujuannya sangat berharga. Mereka bermaksud untuk
membangun mental, niat, dan arah tujuan sang anak. Sekarang pembaca menyadari bahwa dengan memiliki cita-cita dan keinginan
yang kuat, alam bawah sadar kita akan terus menuntun untuk berjalan ke arah
cita-cita tersebut dan membantu kita melawan segala hambatan yang
menghadang.
Memang
menjadi suatu keharusan orang tua atau guru untuk membangun cita-cita sang anak
sejak dini. Jangan lupa, orang tua juga harus mampu menyeseuaikan bakat dan
minat anak agar dia senang mengejar cita-citanya.Dan yang terpenting, orang tua
juga harus mampu menjelaskan apa cita-cita itu kepada anaknya.
Secara garis besar, manfaat mempunyai cita-cita yang kuat sejak dini adalah :Hidup mempunyai jalan atau arah yang jelas Hal ini sudah jelas, dengan mempunyai cita-cita, sang anak akan tahu kemana arah hidup yang akan dia jalani, dan dia pun tahu tujuan dia belajar, menuntut ilmu, bersekolah, dan segala macamnya. Tujuannya yaitu mengejar cita-cita dan berusaha sekuat mungkin untuk mengejar cita-cita tersebut. Dan jika suatu saat nanti ada hal yang mengalihkan pikirannya dan bisa membawanya keluar dari jalur cita-cita, disinilah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk menuntun anak kembali ke jalur yang seharusnya.
Secara garis besar, manfaat mempunyai cita-cita yang kuat sejak dini adalah :Hidup mempunyai jalan atau arah yang jelas Hal ini sudah jelas, dengan mempunyai cita-cita, sang anak akan tahu kemana arah hidup yang akan dia jalani, dan dia pun tahu tujuan dia belajar, menuntut ilmu, bersekolah, dan segala macamnya. Tujuannya yaitu mengejar cita-cita dan berusaha sekuat mungkin untuk mengejar cita-cita tersebut. Dan jika suatu saat nanti ada hal yang mengalihkan pikirannya dan bisa membawanya keluar dari jalur cita-cita, disinilah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk menuntun anak kembali ke jalur yang seharusnya.
Mental dan niat semakin terasa dengan adanya cita-cita yang kuat,mental untuk melawan
segala hambatan akan terasa,misalnya melawan rasa malas, kantuk, dan godaan
bermain Game akan teratasi.Terus
Belajar dan berlatih cita-cita menjadi sebuah tujuan yang harus di
kejar. Seiring dengan adanya cita-cita yang kuat,anak akan berusaha
meningkatkan kemampuannya agar cita-citanya bisa tercapai.Yaitu dengan belajar
dan berlatih segala hal yang menunjung cita-cita tersebut.
Di bawah ini Arti
cita-cita menurut KBBI
1. Keinginan (kehendak) yg selalu ada di pikiran,ia berusaha mencapainya untuk menjadi petani
yg baik
2. Tujuan yg sempurna (yg akan dicapai atau dilaksanakan)
untuk mewujudkan nasionalisme
kita, kepentingan pribadi harus
dikesampingkan
Namun banyak sekali anak-anak
yang putus sekolah dan mengeluh karena tidak bisa meraih cita-citanya.Banyak
faktot dan alasan,diantaranya karena faktor kemiskinan dan alasannya karena
ingin membantu orangtua ,mencari pengalaman.Tapi banyak juga anak-anak yang
mampu dan bisa bersekolah malah bermalas-malasan.
Suatu
ketika penulis teringat salah seorang
tetangga berkata
“laahhh..buat apa wanita sekolah,percuma wanita
hanya akan kedapur lagi kedapur lagi,lagian presiden sudah ada”.Penulis pun
menjawab
“ya mudah-mudahan
suatu saat saya akan menjadi presiden”.
Kini sudah banyak anak-anak yang
lebih baik bekerja,mengamen dari pada bersekolah,karena mungkin mereka
berpikir.
“sekolah
itu cape dan harus mengeluarkan biaya,sedangkan bekerja memang cape tapi
menghasilkan uang”.
Padahal dengan bersekolah kita akan
mendapatkan wawasan yang lebih luas,dengan bersekolah juga kita dapat menggapai
cita-cita yang kita harapkan,misalnya seorang guru.
Guru
adalah suatu pekerjaan yang sangat mulia.Karena dengan adanya guru kita bisa
mendapatkan ilmu,pengetahuan,serta bimbingannya untuk menjadi seseorang yang
berguna,bagi keluarga maupun Negara.
Guru adalah orang yang mengajar di
sekolah.Peran guru dari dulu sampai sekarang tetap sangat diperlukan. Dialah
yang membantu manusia untuk menemukan siapa dirinya, kemana manusia akan pergi
dan apa yang harus manusia lakukan di dunia.
Manusia adalah makhluk lemah, yang
dalam perkembangannya memerlukan bantuan orang lain, sejak lahir sampai
meninggal.Orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah dengan harapan guru dapat
mendidiknya menjadi manusia yang dapat berkembang optimal.Minat, bakat,
kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan berkembang
secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan
peserta didik secara individu, karena antara satu perserta didik dengan yang
lain memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Mungkin kita masih ingat ketika
masih duduk di kelas I SD,gurulah yang pertama kali membantu memegang pensil
untuk menulis, ia memegang satu persatu tangan siswanya dan membantu menulis
secara benar. Guru pula yang memberi dorongan agar peserta didik berani berbuat
benar, dan membiasakan mereka untuk bertanggungjawab terhadap setiap
perbuatannya. Guru juga bertindak bagai pembantu ketika ada peserta didik yang
buang air kecil, atau muntah di kelas, bahkan ketika ada yang buang air besar
di celana.Gurulah yang menggendong peserta didik ketika jatuh atau berkelahi
dengan temannya, menjadi perawat, dan lain-lain yang sangat menuntut kesabaran,
kreatifitas dan profesionalisme.
Memahami uraian di atas, betapa besar
jasa guru dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan para peserta didik.
Mereka memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk
kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM),
serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan Negara dan bangsa.
Berdasarkan latar belakang di
atas,penulis memberi judul karya tulis ini dengan judul.“MENGETAHUI SISWA SISIWI
SMK ISLAM ALQUDSIYAH YANG BERCITA-CITA MENJADI GURU“.
1.2 Pembatasan masalah
Dalam karya
tulis ini penulis membatasi masalah pada hal-hal sebagai berikut:
1) Berapa banyak siswa-siswi SMK Islam Al
qudsiyah yang bercita-cita menjadi guru
2) Apa alasan siswa-siswi SMK Islam Al
qudsiyah yang bercita-cita menjadi guru
3) Sebenarnya sosok guru seperti apa yang di
idamkan siswa-siswi SMK Islam
Al qudsiyah
1.3 Tujuan Penelitian
Dalam karya
tulis ini penulis memiliki tujuan sebagai berikut:
1) Mengetahui banyak siswa-siswi SMK Islam Al qudsiyah yang bercita-cita menjadi
guru.
2) Mengetahui alasan siswa-siswi SMK Islam Al
qudsiyah yang bercita-cita menjadi guru.
3) Mengetahui sosok guru seperti apa yang di
idamkan siswa-siswi SMK Islam
Al qudsiyah
1.4 Metode penelitian
Dalam karya
tulis ini penulis memiliki metode penelitian sebagai berikut:
1. Penyebaran
angket
Penyebaran angket adalah suatu alat pengumpulan data yang di ajukkan pada
responden untuk mendapatkan jawaban
Dalam penyebaran angket ini penulis membuat pertanyaan berjumlah 5 (lima)
Kepada
responden.Responden yang penulis maksud adalah siswa siswi SMK ISLAM ALQUDSIYAH
kelas XII,karena
Agar penulis
lebih mudah dalam melakukan penelitian
Agar penulis
mengetahui alasan responden yang bercita-cita menjadi guru, dan
Agar penulis
mendapatkan data-data yang diinginkan
2. Kepustakaan
Kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan atas karya
tertulis, termasuk hasil penelitian baik yang telah maupun yang belum
dipublikasikan.
Dengan cara mencari bahan-bahan diinternet dan diperpustakaan yang menjadi
acuan atau bacaan dalam menghasilkan atau menyusun tulisan baik berupa artikel,
karangan, buku, dan lain-lain.
1.5 Kegunaan Penelitian
Dalam karya tuilis ini, penulis
memiliki kegunaan penelitian sebagai berikut :
Manfaat Bagi
Penulis
Untuk menjadi seorang guru memiliki
keinginan yang bersungguh-sungguh untuk menggapai cita-cita nya menjadi guru.
Manfaat Bagi
Siswa Kelas XII
Mendorong siswa Kelas XII setelah lulus nanti bisa mempertahankan
cita-citanya, walaupun kuliah sambil bekerja.
Manfaat Bagi
Sekolah
Mendorong siswa-siswi Smk Al-qudsiyah Kelas XII setelah lulus nanti untuk
kuliah demi mencapai cita-citanya.
Membimbing siswa-siswi Smk Al-qudsiyah Kelas XII agar bersungguh-sungguh
belajar dan mencari informasi beasiswa diinternet maupun dari teman-teman.
1.6 Sistematika Penulis
Dalam karya tulis ini, penulis menyusun sistematika
sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Pembatasan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
1.4 Metode Penelitian
1.5 Keguanaan Penelitian
1.6 Sistematika Penulis
BAB II LANDASAN
TEORI
2.1 Pengertian Cita-cita
2.2 Pengertian Guru
2.3 Manfaat dan tujuan meraih Cita-cita
2.4 Peran-peran Guru
2.5 Penyebab cita-cita tidak tercapai
2.6 10 cita – cita favorit sejak kecil
2.7 Cara memupuk dan menumbuhkan
cita-cita sang anak
2.8 Arti dan manfaat sebuah cita-cita
2.9 Cita cita penentu masa depan
BAB
III PEMBAHASAN
BAB
IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
2.1 PENGERTIAN CITA-CITA
impian
adalah sesuatu yang ingin kita raih, kita dapatkan, atau kita capai (ingat
impian berasal dari kata impi, yang memiliki relasi dengan kata
mimpi).Sedangkan cita-cita adalah sesuatu yang ingin kita capai disertai
perencanaan dan tindakan kita untuk mencapainya (perbedaan utama dengan impian,
ada tindakan nyata untuk mencapai hal yang diinginkan)
Pandangan
hidup sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara.
Segala perbuatan, sikap, dan aturan –yang diwujudkan dalam berbagai bentuk,
merupakan refleksi dari pandangan hidup yang telah dirumuskan. Pandangan hidup
sering disebut filsafat hidup. Filsafat hidup sendiri diarti-konkritkan sebagai
kecintaan atau kebenaran yang bisa dicapai oleh siapapun. Maka dari itu,
pandangan hidup dengan hakikat bisa dicapai oleh siapapun itu, sangat
diperlukan oleh tiap manusia. Pandangan hidup tiap orang bisa berbeda bisa juga
sama. Dari situ terdapat pengklasifikasian tentang asal dari pandangan hidup
tersebut, sebagai berikut:
a)
Pandangan hidup berasal dari agama merupakan pandangan hidup yang mutlak
kebenarannya
b)
Pandangan hidup ideologi merupakan pandangan hidup yang disesuaikan dengan
kebudayaan dan norma negara tersebut.
c)
Pandangan hidup hasil renungan merupakan pandangan hidup yang relatif
kebenarannya
1.
Cita-cita
Cita-cita menurut
definisi adalah keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran.
Tidak ada orang hidup. tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa
sikap hidup.
Cita-cita itu perasaan
hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita yang
merupakan bagian atau salah satu unsur dari pandangan hidup manusia, yaitu
sesuatu yang ingin digapai oleh manusia melalui usaha. Sesuatu bisa disebut
dengan cita-cita apabila telah terjadi usaha untuk mewujudkan sesuatu yang
dianggap cita-cita itu.
3 Faktor yang
menentukan dapat atau tidaknya seseorang mencapai cita – citanya antara lain :
- Manusia itu sendiri,
- Kondisi yang dihadapi
dalam rangka mencapai cita – cita tersebut,
- Seberapa tinggi cita
– cita yang ingin dicapai.
2 Faktor kondisi yang
mempengaruhi tercapai tidaknya cita – citanya antara lain :
- Faktor yang
menguntungkan, dan
- Faktor yang
menghambat.
2.
Kebajikan atau Kebaikan
Kebajikan atau kebaikan
pada hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan
norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya
manusia itu baik dan makhluk bermoral. Dia adalah seorang individu yang utuh,
terdiri atas jiwa dan raga. Dia memiliki hati yang pada hakikatnya lagi,
memihak pada kebenaran dan selalu mengeluarkan pendapat sendiri tentang
pribadinya, perasaannya, cita-citanya, dan hal-hal lainnya. Dari yang dirasakan
manusia tersebut, manusia cenderung lebih memihak pada kebaikan untuk dirinya
sendiri. Inilah yang membuat sebagian manusia ‘terpilah’ menjadi manusia egois,
yang seringkali seperti tidak mengenal kebajikan.
Untuk melihat apa itu
kebajikan, kita harus melihat dari 3 segi, yaitu :
a)
Manusia sebagai pribadi, yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati.
b)
Manusia sebagai anggota masyarakat atau makhluk sosial, manusia hidup
bermasyarakat, saling membutuhkan, saling menolong, dan saling menghargai
anggota masyarakat
Cita-cita… Apa yang kalian ketahui dengan cita-cita ? Cita-cita adalah
sebuah impian yang harus kita capai dengan usaha dan semangat yang tinggi jika
kita ingin mencapainya. Setiap orang pasti mempunyai cita-cita yang berbeda. Dan
mungkin sejak kecil sudah mempunyai cita-cita. Apa cita-cita kalian sejak kecil
?Waktu kita masih kecil, sering di tanya oleh orang tua kita ‘apa cita-cita alian kelak, nak ?’, pasti kita akan menjawab ‘aku ingin menjadi dokter’. Tak ada jawaban lain selain ingin menjadi dokter. Mungkin ada beberapa anak yang memiliki jawaban yang berbeda.
Dulu aku bercita-cita ingin menjadi seorang Polisi Wanita (Polwan). Sepertinya menjadi Polwan itu gagah, di segani banyak orang, dan pekerjaannya mulia. Tetapi cita-cita itu belum terpenuhi sekarang. Karena ayah dan ibu bilang ‘lebih baik kamu kuliah dulu, baru coba daftar menjadi Polwan kalau sudah menjadi sarjana’.
Kata-kata orang tua ku selalu aku dengar. Karena perkataan mereka adalah doa untuk kesuksesan ku. Aku selalu berdoa ‘Ya Allah, semoga aku dapat menyelesaikan kuliah ku tepat waktu (4 tahun) dan aku bisa menjadi Polisi Wanita’, doaku di setiap shalat.
Bagi kalian yang ingin mencapai cita-cita, terus berjuang, mohon doa kepada orang tua agar segala sesuatunya diberikan kelancaran untuk mencapai cita-cita. Dan jangan lupa terus belajar. Jangan patah semangat an jangan putus asa untuk mencapai suatu cita-cita….
2.2 Pengertian
Guru
Pengertian
guru jika dipandang dari sisi etimologinya berasal dari bahasa
india. Yang mana pengertian guru adalah seseorang yang memberi pelajaran
tentang bagaimana cara lepas dari kesengsaraan.Secara umum pengertian
guru diartikan sebagai orang yang bertugas menjadi fasilitator untuk
para peserta didik dalam belajar dan juga dalam pengembangan kemampuan dan juga
potensi dasar yang dimilikinya secara maksimal. Dalam pengertian atau definisi
guru secara umum ini di maksudkan guru tersebut mengajar
siswa atau peserta didik di suatu lembaga pendidikan seperti halnya sekolah
baik yang dibangun oleh pihak swasta atau masyarakat maupun yang dibangun oleh
pemerintah.
Pengertian
guru.Guru juga diartikan sebagai seorang pendidik yang profesional. Maksud dari
pengertian guru tersebut dikarenakan guru juga memikul serta juga menerima
tanggung jawab dan beban dari orang tua peserta didik atau siswa untuk mendidik
dan mengajarkan anak-anaknya.
Dari segi
bahasa Indonesia, pengertian atau definisi guru secara umum dianggap sebagai
seorang pendidik yang profesional dan memiliki tugas utamanya yaitu mengajar,
mengarahkan, mendidik, membimbing, mengevaluasi, melatih, serta juga
menilai siswa atau peserta didik.
Selain
itu, pengertian guru juga dijabarkan sebagai seorang pengajar serta juga
pendidik yang mendidik atau mengajar anak usia dini pada jalur pendidikan formal, dan pendidikan tingkat dasar,
serta juga pendidikan tingkat menengah.Dari sisi arti yang lebih luas juga
pengertian guru dapat dijabarkan sebagai setiap individu atau orang yang memberi
pelajaran terhadap sesuatu hal yang baru.Dan secara formal, pengertian
guru di definisikan sebagai seseorang yang mengajarkan sesuatu hal baik di
sekolah swasta maupun sekolah negeri. Pada pengertian atau definisi guru secara
formal ini kemampuan guru juga diutamakan dan didasarkan pada latar belakang
pendidikan formal yang telah diselesaikannya minimal sampai jenjang Sarjana
dengan memiliki ketetapan hukum sebagai seorang guru yang syah dan diisarkan
pada UU guru serta juga dosen yang ada di Indonesia.
Guru adalah orang yang dari dulu sampai sekarang tetap
sangat diperlukan. Dialah yang membantu manusia untuk menemukan siapa dirinya,
kemana manusia akan pergi dan apa yang harus manusia lakukan di dunia. Manusia
adalah makhluk lemah, yang dalam perkembangannya memerlukan bantuan orang lain,
sejak lahir sampai meninggal. Orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah dengan
harapan guru dapat mendidiknya menjadi manusia yang dapat berkembang optimal.
Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang
dimiliki peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru.
Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individu, karena
antara satu perserta didik dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat
mendasar. Mungkin kita masih ingat ketika masih duduk di kelas I SD, gurulah
yang pertama kali membantu memegang pensil untuk menulis, ia memegang satu
persatu tangan siswanya dan membantu menulis secara benar. Guru pula yang
memberi dorongan agar peserta didik berani berbuat benar, dan membiasakan
mereka untuk bertanggungjawab terhadap setiap perbuatannya. Guru juga bertindak
bagai pembantu ketika ada peserta didik yang buang air kecil, atau muntah di
kelas, bahkan ketika ada yang buang air besar di celana. Guru-lah yang
menggendong peserta didik ketika jatuh atau berkelahi dengan temannya, menjadi
perawat, dan lain-lain yang sangat menuntut kesabaran, kreatifitas dan
profesionalisme.
Seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu tugas
profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan (sivic mission).
Jika dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan
dengar logika dan estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika.
Ketiga tugas ini jika dipandang dari segi anak didik
maka guru harus memberikan nilai-nilai yang berisi pengetahuan masa lalu, masa
sekarang dan masa yang akan datang, pilihan nilai hidup dan praktek-praktek
komunikasi. Kita mengetahui cara manusia berkomunikasi dengan orang lain tidak
hanya melalui bahasa tetapi dapat juga melalui gerak, berupa tari-tarian,
melalui suara (lagu, nyanyian), dapat melalui warna dan garis-garis
(lukisan-lukisan), melalui bentuk berupa ukiran, atau melalui simbul-simbul dan
tanda tanda yang biasanya disebut rumus-rumus.
Salah satu dari sekian banyak dampak ketika tidak
terlaksananya peran dan fungsi guru secara maksimal misalnya, tidak terbinanya
akhlak dan moral siswa. Beberapa kebiasaan buruk siswa seperti tidak berlaku
disiplin dari berbagai peraturan yang telah disepakati bersama, malas, kurang
berlaku sopan dan sebagainya, hal itu berarti tugas guru sebagai pendidik belum
maksimal. Tugas mengajar mungkin sudah terlaksana dengan baik, tapi tugas
mendidik? Karena itu, beberapa peran dan tugas guru di atas merupakan sebuah
keharusan untuk diimplementasikan walaupun memerlukan pemikiran dan pengorbanan
yang lebih banyak. Dengan cara ini barangkali barulah guru dapat dikatakan
sebagai sebuah profesi, dimana guru mampu memberikan solusi terbaik dari
berbagai masalah yang dialami kliennya.
Hubungannya dengan sertifikasi guru, yaitu dengan
adanya peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru maka beberapa peran dan
tugas guru yang telah diuraikan di atas kemungkinan dapat diimplementasikan.
Apa pasal? Dulu, salah satu alasan guru tidak mampu melaksanakan peran dan
tugasnya secara masimal karena persoalan kurangnya pendapatan/gaji. Maka dengan
kebijakan baru pemerintah yakni sertifikasi guru, maka harapan kita ke depan
guru mau dan mampu memaksimalkan peran dan tugasnya.
2.3 Manfaat dan tujuan Cita-cita
Meraih
cita-cita tidak semua orang bisa atau
mau melakukannya, karena mungkin bagi mereka cita-cita itu hanyalah untuk
menghibur anak-anak kecil. Padahal kalau dipikir-pikir jika kita mau berusaha
untuk meraih cita-cita, bukankah kita akan memiliki kehidupan yang lebih
berarti? Jadi kehidupan yang kita lalui tidak akan membosankan seperti sekarang
ini.
Terkadang saya bertanya kepada diri sendiri serta
rekan yang lain, tentang mau dijadikan seperti apa diri kita di masa depan
nanti? Kalau boleh memilih, sudah tentu kita akan lebih memilih untuk
menjadi orang sukses, iya kan? Kalau memang seperti itu, tapi kenapa sepertinya
kita tidak ada usaha untuk meraih cita-cita sebagai orang sukses? Ini
justru aneh kan?
Seharusnya kita bisa menyadari tentang arti
sebenarnya dari meraih cita-cita, karena kita hanyalah manusia biasa yang mana
memang hanya diberikan satu kesempatan untuk menjalani kehidupan. Dari
kesempatan untuk bisa hidup yang telah diberikan kepada kita
ini, apakah lantas kita akan menyia-nyakannya begitu saja?
“Hidup enggan mati pun tak mau” suatu istilah
yang mungkin bisa menggambarkan kondisi dari mereka-mereka yang tidak pernah
mau meraih cita-cita. Hidup semacam itu hanya berisi kebosanan dalam
kesehariannya, tidak ada ambisi untuk
meraih cita-cita, hidup mereka mengalir seperti air tanpa tujuan yang
jelas. Mereka hanya mengikuti arus kehidupan, bukan kah sangat membosankan
hidup semacam itu?
Ingatlah kita hidup di dunia ini hanya sekali,
jangan sampai kita meninggalkan dunia ini tanpa bisa mendapatkan
suatu prestasi apapun. Orang yang tidak memiliki ambisi untuk meraih
cita-cita adalah orang yang hanya hidup untuk menunggu mati, apa tidak
sia-sia kehidupan seperti itu?
Ada alasan tertentu kenapa pada waktu kita kecil
dulu suka ditanya, “Kalau sudah besar nanti, apa cita-citamu?”. Karena begitu
polosnya kita pada waktu itu, mungkin kebanyakan akan menjawab untuk
bercita-cita sebagai seorang dokter, pilot, tentara, atau terkadang ada saja
yang menjawab dengan kepolosannya itu kalau dia ingin masuk surga.
Dan karena ketidak tahuan dari kita dengan maksud
yang sebenarnya dari pertanyaan cita-cita itu, sehingga apa yang kita jawab
pada waktu itu seakan tidak bisa mempengaruhi pikiran kita untuk meraih
cita-cita itu. Seharusnya kita sadar untuk apa kita berusaha meraih
cita-cita yang pernah kita ucapkan pada waktu kecil dulu, dengan begitu
motivasi di dalam pikiran kita akan tumbuh.
Cita-cita yang pernah kita sebutkan dulu bukanlah
suatu hal yang bisa kita sepelekan, kenapa? Karena yang namanya cita-cita
adalah suatu motivasi sekaligus doa harapan bagi kita untuk menuju kehidupan
masa depan yang terarah, karena jika kita mau berusaha untuk meraih cita-cita
itu maka kita sudah memiliki jalur kesuksesan sendiri.
Menjalani kehidupan janganlah seperti air yang
mengalir, meski mereka menuju satu tujuan tapi jalur mereka sangatlah tidak
jelas. Mungkin saja air yang mengalir ini harus melewati berbagai tempat yang
menjijikkan, apakah kita mau menjalani kehidupan semacam itu?
- See more at:
http://www.iprasblog.com/meraih-cita-cita-hidup-lebih-berarti-di-masa-depan-nanti/381#sthash.ENFhUhbx.dpuf
2.4 Fungsi
dan Peran-peran Guru
Para pakar
pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang peran guru yang harus
dilakoni. Peran guru yang beragam telah diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias
dan Young (1988), Manan (1990) serta Yelon dan Weinstein (1997). Adapun
peran-peran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Guru Sebagai Pendidik
Guru adalah
pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik,
dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas
tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Peran guru sebagai pendidik (nurturer) berkaitan dengan
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh
pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas
dari orang tua, dan orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab
kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan dasar, persiapan.untuk perkawinan
dan hidup berkeluarga, pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal
dan spiritual. Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan
pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus
mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkat laku anak tidak menyimpang
dengan norma-norma yang ada.
2. Guru Sebagai Pengajar
Peranan guru sebagai pengajar dan
pembimbing dalam kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti
motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal,
tingkat kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika
factor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik dapat
belajar dengan baik. Guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi
peserta didik dan terampil dalam memecahkan masalah.
Ada beberapa
hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran, yaitu : Membuat
ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis, Mensintesis, Bertanya, Merespon,
Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan, Memberikan pandangan yang bervariasi,
Menyediakan media untuk mengkaji materi standar, Menyesuaikan metode
pembelajaran, Memberikan nada perasaan.
Agar
pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru-guru harus senantiasa
berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang telah dimilikinya
ketika mempelajari materi standar.
3. Guru Sebagai Pembimbing
Guru dapat
diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan
pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini,
istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental,
emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.
Sebagai
pembimbing perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk
melaksanakan empat hal berikut.
Pertama, guru harus
merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai. Kedua, guru harus melihat keterlibatan
peserta didik dalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa peserta didik
melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka
harus terlibat secara psikologis.Ketiga,
guru harus memaknai kegiatan belajar.Keempat,
guru harus melaksanakan penilaian.
4. Guru sebagai Pemimpin
Guru diharapkan
mempunyai kepribadian dan ilmu pengetahuan. Guru
menjadi pemimpin bagi peserta didiknya. Ia akan menjadi imam.
5. Guru sebagai pengelola pembelajaran
Guru harus
mampu menguasai berbagai metode pembelajaran. Selain
itu ,guru juga dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar
supaya pengetahuan dan keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman.
6. Guru Sebagai Model dan Teladan
Guru merupakan
model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia
sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran
ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu saja
pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta
orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru : Sikap dasar, Bicara dan
gaya bicara, Kebiasaan bekerja, Sikap melalui pengalaman dan kesalahan,
Pakaian, Hubungan kemanusiaan, Proses berfikir, Perilaku neurotis, Selera,
Keputusan, Kesehatan, Gaya hidup secara umum
Perilaku guru
sangat mempengaruhi peserta didik, tetapi peserta didik harus berani
mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri.
Guru yang baik
adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa yang
ada pada dirinya, kemudian menyadari kesalahan ketika memang bersalah.
Kesalahan harus diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak
mengulanginya.
7. Sebagai
anggota masyarakat
Peranan guru sebagai komunikator
pembangunan masyarakat. Seorang guru diharapkan
dapat berperan aktif dalam
pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat
mengembangkan kemampuannya pada
bidang-bidang dikuasainya. Guru perlu juga memiliki
kemampuan untuk
berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, antara lain melalui
kegiatan olah
raga, keagamaan dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab
kalau tidak pergaulannya
akan menjadi kaku dan berakibat yang bersangkutan kurang bisa
diterima oleh
masyarakat.
8. Guru sebagai administrator
Seorang guru tidak hanya sebagai
pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan
dan pengajaran. Guru akan dihadapkan pada berbagai tugas administrasi di
sekolah. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi
teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu
diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti
membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan
dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
9. Guru Sebagai Penasehat
Guru adalah
seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun mereka tidak
memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat
berharap untuk menasehati orang.
Peserta didik
senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan dan dalam
prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar guru dapat menyadari perannya sebagai
orang kepercayaan dan penasihat secara lebih mendalam, ia harus memahami
psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.
10. Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)
Guru
menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi
peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan luas antara
generasi yang satu dengan yang lain, demikian halnya pengalaman orang tua
memiliki arti lebih banyak daripada nenek kita. Seorang peserta didik yang
belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang
harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan.
Tugas guru
adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga ini kedalam istilah
atau bahasa moderen yang akan diterima oleh peserta didik. Sebagai jembatan
antara generasi tua dan genearasi muda, yang juga penerjemah pengalaman, guru
harus menjadi pribadi yang terdidik.
11. Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas
Kreativitas
merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan guru dituntut untuk
mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreatifitas tersebut. Kreatifitas
merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan cirri aspek dunia
kehidupan di sekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan
menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh
seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.
Akibat dari
fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam
melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan menilaianya bahwa ia memang
kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara rutin saja. Kreativitas menunjukkan
bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah
dikerjakan sebelumnya.
12. Guru
Sebagai Emansipator
Dengan kecerdikannya, guru mampu
memahami potensi peserta didik, menghormati setiap insan dan menyadari bahwa
kebanyakan insan merupakan “budak” stagnasi kebudayaan. Guru mengetahui bahwa
pengalaman, pengakuan dan dorongan seringkali membebaskan peserta didik dari
“self image” yang tidak menyenangkan, kebodohan dan dari perasaan tertolak dan
rendah diri. Guru telah melaksanakan peran sebagai emansipator ketika peserta
didik yang dicampakkan secara moril dan mengalami berbagai kesulitan dibangkitkan
kembali menjadi pribadi yang percaya diri.
13. Guru
Sebagai Evaluator
Evaluasi atau penilaian merupakan
aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar
belakang dan hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti apabila berhubungan
dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi
penilaian. Teknik apapun yang dipilih, dalam penilaian harus dilakukan dengan
prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan
tindak lanjut.
14. Guru
Sebagai Kulminator
Guru adalah orang yang mengarahkan
proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan
rancangannya peserta didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang
memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Di sini
peran kulminator terpadu dengan peran sebagai evaluator.
Guru sejatinya adalah seorang
pribadi yang harus serba bisa dan serba tahu. Serta mampu mentransferkan
kebisaan dan pengetahuan pada muridnya dengan cara yang sesuai dengan
perkembangan dan potensi anak didik.
Begitu banyak
peran yang harus diemban oleh seorang guru. Peran yang begitu berat dipikul di
pundak guru hendaknya tidak menjadikan calon guru mundur dari tugas mulia
tersebut. Peran-peran tersebut harus menjadi tantangan dan motivasi bagi calon
guru. Dia harus menyadari bahwa di masyarakat harus ada yang menjalani peran
guru. Bila tidak, maka suatu masyarakat tidak akan terbangun dengan utuh. Penuh
ketimpangan dan akhirnya masyarakat tersebut bergerak menuju kehancuran.
2.5 Penyebab cita-cita tidak tercapai
Manusia memang boleh bercita-cita tinggi, bahkan sangat disarankan untuk bercita-cita. Namun banyak dari kita berdiam diri membiarkan apa yang kita cita-citakan tetap menjadi Impian saja tampa benar-benar berusaha untuk mewujudkannya. Lantas apa yang menyebabkan kita tidak bisa merealisasikan Impian kita ? bukankah kita sudah menginginkannya sejak lama bahkan sudah merencanakan berbagai cara maupun strategi untuk mencapainya dan sudah bekerja keras untuk mengejarnya ?
Setiap orang pasti mempunyai cita-cita dan Impian
dalam hidupnya.. seperti : memiliki rumah dan mobil mewah, menjadi orang
terkenal, mengunjungi tempat-tempat eksotik di seluruh dunia, menikmati pola
hidup yang luar biasa, bebas waktu dan financial dan bisa melakukan apa saja
yang ingin kita lakukan bersama keluarga dan orang-orang yang paling kita
sayangi dalam hidup kita. Tetapi pertanyaannya : “Kenapa banyak dari kita tidak
bisa merealisasikan Impian kita ?”
Masa Lalu
Selalu mengaitkan dengan masa lalu. Disaat kita
mempunyai sesuatu yang berarti untuk diwujudkan seringkali kita tidak bisa
lepas dari bayangan masa lalu. Kita mengingat kondisi hidup yang susah, segala
keterbatasan, semua kegagalan kita sebelumnya dan menemukan semua alasan kenapa
kita tidak bisa berhasil, dst…
Cemas dan Takut
Kita menpunyai ketakutan dan kecemasan. Sebelum
melakukan sesuatu kita sering kali mempunyai ketakutan dan kecemasan yang
berlebihan. Bagaimana kalo saya tidak berhasil ?, apa yang dikatakan orang
tentang saya?, mereka akan menertawakan saya? Saya akan tambah frustasi jika
saya sudah berusaha dan ternyata tidak mencapainya, dst…
Orang Lain
Membiarkan orang lain mengintimidasi kita. Sering
kali kita membiarkan orang lain mengintimidasi kita dengan kata-kata yang
menurunkan semangat dan mengacaukan focus kita bahkan mencuri Impian kita. Anda
tidak mungkin bisa berhasil, jangan bermimpi , lakukan yang biasa-biasa aja,
terlalu besar dan sulit dicapai. Udah terima nasib saja, dst…
Tidak Sampai Tuntas
Tidak bisa melakukan sampai Tuntas. Ini yang paling
sering terjadi dalam hidup kita. Memulainya dengan Antusias dan semangat yang
mengebu-gebu, tetapi ketika menghadapi kendala cepat menyerah, tidak sanggup
menderita dan tidak mau bayar harga sehingga melepaskannya begitu saja.
Malas
Kita mempunyai sifat malas. Salah satu kebiasaan
kita dan penyakit lama yaitu suka menunda-nunda pekerjaan dan rencana tindakan
yang sudah ditetapkan. Menganggap masih ada banyak waktu untuk mengerjakannya
sehingga sering kali tidak pernah memulai ataupun sudah terlambat ketika kita
sadar.
Jika kita mau berhasil mewujudkan semua cita-cita dan Impian kita, kita harus segera menghancurkan lima penghalang mental (mental block) kita diatas dan mengantikannya dengan 5 kebiasaan baru yang akan menjadi titik tolak perubahan yang mendorong kita untuk segera merealisasikan Impian kita. Saat ini juga !
Pertama : Focus ke Masa Depan dan Impian Anda. Pikirkan apa yang benar-benar Anda inginkan, susun rencana kerja , gali potensi dan kelebihan Anda, temukan strategi, cara dan segala kemungkinan untuk mewujudkannya
Kedua : Yakin dan Percaya 100% bahwa Anda bisa. Keyakinan adalah modal utama untuk mendapatkan apapun yang Anda inginkan. Segala sesuatu yang tidak mungkin dalam hidup ini hanya seringkali belum pernah di coba.
Ketiga : Lakukan saja sesuai dengan keinginan Anda. Ikuti kata hati Anda, tulikan telingga Anda dari orang-orang negatif dan pesimis disekeliling Anda. Ingat : A great pleasure in life is doing what other people say you can’t do it, so Just do It ! Buatlah record dan sejarah baru dalam hidup Anda.
Keempat : Selesaikan apa yang telah Anda mulai. Berani bayar harga dan miliki mental Sang Juara. Ingat : The winner never quit, and quitter never win ! Jangan pernah memalingkan mata Anda sedetikpun dari garis finish.
Kelima : Mulailah sekarang, saat ini juga. Lakukan segera apa yang Anda rencanakan, apa saja. Ingat : Action is Power ! Sebenarnya orang sukses bukanlah orang yang hebat tetapi mereka adalah orang yang selalu take action dan memulai lebih awal sehingga seringkali satu langkah lebih maju dari kita.
Inilah 5 kebiasaan baru yang bisa membantu kita untuk segera meraih semua Impian kita.
Jika kita mau berhasil mewujudkan semua cita-cita dan Impian kita, kita harus segera menghancurkan lima penghalang mental (mental block) kita diatas dan mengantikannya dengan 5 kebiasaan baru yang akan menjadi titik tolak perubahan yang mendorong kita untuk segera merealisasikan Impian kita. Saat ini juga !
Pertama : Focus ke Masa Depan dan Impian Anda. Pikirkan apa yang benar-benar Anda inginkan, susun rencana kerja , gali potensi dan kelebihan Anda, temukan strategi, cara dan segala kemungkinan untuk mewujudkannya
Kedua : Yakin dan Percaya 100% bahwa Anda bisa. Keyakinan adalah modal utama untuk mendapatkan apapun yang Anda inginkan. Segala sesuatu yang tidak mungkin dalam hidup ini hanya seringkali belum pernah di coba.
Ketiga : Lakukan saja sesuai dengan keinginan Anda. Ikuti kata hati Anda, tulikan telingga Anda dari orang-orang negatif dan pesimis disekeliling Anda. Ingat : A great pleasure in life is doing what other people say you can’t do it, so Just do It ! Buatlah record dan sejarah baru dalam hidup Anda.
Keempat : Selesaikan apa yang telah Anda mulai. Berani bayar harga dan miliki mental Sang Juara. Ingat : The winner never quit, and quitter never win ! Jangan pernah memalingkan mata Anda sedetikpun dari garis finish.
Kelima : Mulailah sekarang, saat ini juga. Lakukan segera apa yang Anda rencanakan, apa saja. Ingat : Action is Power ! Sebenarnya orang sukses bukanlah orang yang hebat tetapi mereka adalah orang yang selalu take action dan memulai lebih awal sehingga seringkali satu langkah lebih maju dari kita.
Inilah 5 kebiasaan baru yang bisa membantu kita untuk segera meraih semua Impian kita.
2.6 10 cita – cita favorit sejak kecil
Ingatkah Anda pada masa
kecil Anda dulu saat bertemu dengan om, tante atau sanak keluarga jauh yang
kemudian bertanya, “kalau besar nanti mau jadi apa sayang?”, kemudian mulailah
Anda berceletuk dengan lucunya, “Aku mau jadi dokter, om”, “Pinter…” kata om
Anda sambil mengusap-usap kepala Anda.
Mungkin saat ini Anda bukanlah seorang dokter, melainkan make up artist, perancang busana,sekretaris atau asisten project manager di suatu perusahaan, lalu mengapa Anda tidak menjadi dokter seperti yang Anda inginkan saat kecil dulu? Mungkin alasannya akan bermacam-macam, bisa jadi karena Anda tak suka pelajaran biologi, atau takut melihat darah, atau memang Anda lebih suka menggambar ketimbang berhitung.
Well, semua orang bisa berubah. Namun tanpa disadari, pekerjaan impian itu tak akan pernah berubah. Sampai kapanpun saat kita bertanya pada anak-anak ingin jadi apakah mereka, mereka akan menjawab ingin menjadi seperti berikut ini :
1. Dokter
Sungguh pekerjaan yang mulia, lebih mulia dari si superhero Spiderman, Superman atau Wonder Woman. Menyelamatkan jiwa orang lain adalah hal yang paling ingin dilakukan semua orang, termasuk anak-anak. Di dalam pikiran mereka masih dipenuhi dengan kedamaian dan rasa cinta, untuk tu tak heran jika cita-cita utama mereka adalah menjadi dokter dan menyelamatkan orang-orang yang jatuh sakit.
2. Pilot
Jadi pilot kedengarannya asyik ya, bisa terbang dan melancong ke mana-mana. Rupanya profesi kedua ini juga menjadi salah satu profesi favorit setelah dokter. Tetapi ini juga menjadi salah satu bukti bahwa mereka itu ingin diberi kebebasan agar bisa terbang ke sana kemari dengan bebas dan bahagia. Ya kan…
3. Astronot
Menjadi astronot bukanlah hal yang mudah bagi anak-anak, terutama mereka tinggal di Indonesia, yang belum pernah mengirimkan roketnya sendiri ke bulan. Tetapi rasa keingintahuan anak-anak pada angkasa begitu besar, kecintaan pada alam sangat luar biasa, tak heran jika mereka ingin menjelajahi planet dan meneliti ada apakah di tempat mereka?
4. Pengacara
Tugas pengacara adalah membela yang benar di atas lapangan keadilan. Berjuang mengumpulkan bukti dan membela klien tak bersalah, dan membuat keadilan menang di atas tonggak kejahatan. Bagaikan superhero yang mereka kagumi, anak-anak selalu ingin membela yang benar dan memberantas kejahatan. Kalau saja impian anak-anak ini terbawa sampai dewasa, mungkin tingkat korupsi di Indonesia ini rendah ya?
5. Presiden
Memang tak semua orang bisa serta merta menjadi presiden, ada beberapa kualifikasi dan prasyarat seseorang bisa duduk di kursi kepresidenan. Namun hal ini menunjukkan bahwa anak-anak memiliki jiwa kepemimpinan yang tak boleh kita abaikan. Yang tentu saja keberanian, kebijaksanaan serta pengetahuannya harus kita pupuk sejak dini.
6. Artis
Impian menjadi artis bukan hanya impian satu atau dua orang saja. Menjadi artis berarti terkenal dengan segala kepiawaian akting dan tampilan secara fisik. Hidup dipuja-puja dengan bergelimang harta, siapa sih yang tak mau? Namun bukan kemakmuran dan nama besar yang membuat anak-anak tertarik pada profesi artis, melainkan mereka sangat mengidolakan menjadi seperti artis yang mereka suka, terutama dalam hal tampilan. Boleh sih ya nak, asal jangan ikutan kimpoi cerai seperti artis-artis muda yang ada saat ini ya.
7. Atlet
Asyik menendang bola, anak-anak bisa jadi ingin menjadi seperti John Terry, bek tengah klub sepakbola Chealsea yang sedang dirundung problem selingkuh. Tetapi bukan soal selingkuh yang diimpikan anak-anak, melainkan kehebatan tendangan dan kemampuan mencetak gol-gol indahlah yang mereka dambakan.
8. Guru
Guru adalah sosok yang sabar, serba tahu dan selalu dihormati. Menjadi guru merupakan profesi superhero yang selalu didambakan oleh anak-anak. Siapa yang tak senang dapat mengajarkan suatu hal baru pada orang lain? Bahkan saat kecil anak-anak suka sekali bermain role playing menjadi guru kan?
9. Polisi
Menangkap penjahat, membekuk danmenjebloskan penjahat ke dalam penjara. Wuih, rasanya keren ya. Berkelahi seperti power ranger, menendang seperti Batman, memanah seperti Robin Hood (kenapa tak ada yang pernah ingin seperti Gatot Kaca ya?).Yang penting bisa action dan menyelamatkan dunia dari kejahatan. Apakah Anda juga dulu ingin jadi polisi dan menangkap penjahat?
10. Menjadi seperti papa atau mama
Hampir semua anak-anak ingin menjadi seperti kedua orang tua mereka. Tak ada profesi yang paling hebat selain profesi yang satu ini (walau mungkin dokter lebih sering disebut sebagai profesi favorit). Yah, mungkin terkecuali bagi mereka yang yatim/piatu, namun sadarilah bahwa Anda sebagai orang tua adalah profesi yang paling diperhatikan oleh anak-anak. Dan mereka sangat mengidolakan Anda sebagai pahlawan mereka, jadi sebaiknya memang kita bersikap sebagai idola.
Tidak bertengkar dan memaki-maki di depan anak-anak, tidak selalu marah-marah, memberikan contoh yang sopan bagi mereka, memberikan teladan, mengajarkan hal yang baik, dan tidak hanya bisa menyuruh tetapi memberi contoh (misal: jangan main PS terus adik ayo bobo sudah malam nih, padahal Anda asyik bermain Facebook)
Betapapun berat mengasuh anak-anak, betapapun banyak masalah yang Anda hadapdalam keluarga termasuk masalah ekonomi atau masalah pekerjaan, anak-anak adalah bibit yang perlu kita rawat. Kita harus berjuang dan menjadi kuat demi anak-anak, karena kita harus menjadi orang tua yang terbaik bagi mereka, karena mereka adalah pohon-pohon kecil yang cita-citanya perlu kita pupuk agar kelak mereka tumbuh menjadi pohon yang kuat dengan buah manis dan lebat. Yuk jadi orang tua teladan!
Sumber : http://www.noveloke.com/2011/01/10-pekerjaan-yang-paling-sering-dicita.html
Mungkin saat ini Anda bukanlah seorang dokter, melainkan make up artist, perancang busana,sekretaris atau asisten project manager di suatu perusahaan, lalu mengapa Anda tidak menjadi dokter seperti yang Anda inginkan saat kecil dulu? Mungkin alasannya akan bermacam-macam, bisa jadi karena Anda tak suka pelajaran biologi, atau takut melihat darah, atau memang Anda lebih suka menggambar ketimbang berhitung.
Well, semua orang bisa berubah. Namun tanpa disadari, pekerjaan impian itu tak akan pernah berubah. Sampai kapanpun saat kita bertanya pada anak-anak ingin jadi apakah mereka, mereka akan menjawab ingin menjadi seperti berikut ini :
1. Dokter
Sungguh pekerjaan yang mulia, lebih mulia dari si superhero Spiderman, Superman atau Wonder Woman. Menyelamatkan jiwa orang lain adalah hal yang paling ingin dilakukan semua orang, termasuk anak-anak. Di dalam pikiran mereka masih dipenuhi dengan kedamaian dan rasa cinta, untuk tu tak heran jika cita-cita utama mereka adalah menjadi dokter dan menyelamatkan orang-orang yang jatuh sakit.
2. Pilot
Jadi pilot kedengarannya asyik ya, bisa terbang dan melancong ke mana-mana. Rupanya profesi kedua ini juga menjadi salah satu profesi favorit setelah dokter. Tetapi ini juga menjadi salah satu bukti bahwa mereka itu ingin diberi kebebasan agar bisa terbang ke sana kemari dengan bebas dan bahagia. Ya kan…
3. Astronot
Menjadi astronot bukanlah hal yang mudah bagi anak-anak, terutama mereka tinggal di Indonesia, yang belum pernah mengirimkan roketnya sendiri ke bulan. Tetapi rasa keingintahuan anak-anak pada angkasa begitu besar, kecintaan pada alam sangat luar biasa, tak heran jika mereka ingin menjelajahi planet dan meneliti ada apakah di tempat mereka?
4. Pengacara
Tugas pengacara adalah membela yang benar di atas lapangan keadilan. Berjuang mengumpulkan bukti dan membela klien tak bersalah, dan membuat keadilan menang di atas tonggak kejahatan. Bagaikan superhero yang mereka kagumi, anak-anak selalu ingin membela yang benar dan memberantas kejahatan. Kalau saja impian anak-anak ini terbawa sampai dewasa, mungkin tingkat korupsi di Indonesia ini rendah ya?
5. Presiden
Memang tak semua orang bisa serta merta menjadi presiden, ada beberapa kualifikasi dan prasyarat seseorang bisa duduk di kursi kepresidenan. Namun hal ini menunjukkan bahwa anak-anak memiliki jiwa kepemimpinan yang tak boleh kita abaikan. Yang tentu saja keberanian, kebijaksanaan serta pengetahuannya harus kita pupuk sejak dini.
6. Artis
Impian menjadi artis bukan hanya impian satu atau dua orang saja. Menjadi artis berarti terkenal dengan segala kepiawaian akting dan tampilan secara fisik. Hidup dipuja-puja dengan bergelimang harta, siapa sih yang tak mau? Namun bukan kemakmuran dan nama besar yang membuat anak-anak tertarik pada profesi artis, melainkan mereka sangat mengidolakan menjadi seperti artis yang mereka suka, terutama dalam hal tampilan. Boleh sih ya nak, asal jangan ikutan kimpoi cerai seperti artis-artis muda yang ada saat ini ya.
7. Atlet
Asyik menendang bola, anak-anak bisa jadi ingin menjadi seperti John Terry, bek tengah klub sepakbola Chealsea yang sedang dirundung problem selingkuh. Tetapi bukan soal selingkuh yang diimpikan anak-anak, melainkan kehebatan tendangan dan kemampuan mencetak gol-gol indahlah yang mereka dambakan.
8. Guru
Guru adalah sosok yang sabar, serba tahu dan selalu dihormati. Menjadi guru merupakan profesi superhero yang selalu didambakan oleh anak-anak. Siapa yang tak senang dapat mengajarkan suatu hal baru pada orang lain? Bahkan saat kecil anak-anak suka sekali bermain role playing menjadi guru kan?
9. Polisi
Menangkap penjahat, membekuk danmenjebloskan penjahat ke dalam penjara. Wuih, rasanya keren ya. Berkelahi seperti power ranger, menendang seperti Batman, memanah seperti Robin Hood (kenapa tak ada yang pernah ingin seperti Gatot Kaca ya?).Yang penting bisa action dan menyelamatkan dunia dari kejahatan. Apakah Anda juga dulu ingin jadi polisi dan menangkap penjahat?
10. Menjadi seperti papa atau mama
Hampir semua anak-anak ingin menjadi seperti kedua orang tua mereka. Tak ada profesi yang paling hebat selain profesi yang satu ini (walau mungkin dokter lebih sering disebut sebagai profesi favorit). Yah, mungkin terkecuali bagi mereka yang yatim/piatu, namun sadarilah bahwa Anda sebagai orang tua adalah profesi yang paling diperhatikan oleh anak-anak. Dan mereka sangat mengidolakan Anda sebagai pahlawan mereka, jadi sebaiknya memang kita bersikap sebagai idola.
Tidak bertengkar dan memaki-maki di depan anak-anak, tidak selalu marah-marah, memberikan contoh yang sopan bagi mereka, memberikan teladan, mengajarkan hal yang baik, dan tidak hanya bisa menyuruh tetapi memberi contoh (misal: jangan main PS terus adik ayo bobo sudah malam nih, padahal Anda asyik bermain Facebook)
Betapapun berat mengasuh anak-anak, betapapun banyak masalah yang Anda hadapdalam keluarga termasuk masalah ekonomi atau masalah pekerjaan, anak-anak adalah bibit yang perlu kita rawat. Kita harus berjuang dan menjadi kuat demi anak-anak, karena kita harus menjadi orang tua yang terbaik bagi mereka, karena mereka adalah pohon-pohon kecil yang cita-citanya perlu kita pupuk agar kelak mereka tumbuh menjadi pohon yang kuat dengan buah manis dan lebat. Yuk jadi orang tua teladan!
Sumber : http://www.noveloke.com/2011/01/10-pekerjaan-yang-paling-sering-dicita.html
Sumber : http://yuksharav.blogspot.com/2012/02/inilah-10-cita-cita-favorit-anak-kecil.html#ixzz2JYodD0Ds
2.7 Cara
memupuk dan menumbuhkan cita-cita sang anak
Setiap orangtua pasti ingin anaknya
meraih cita-cita yang diinginkan oleh anaknya. Ada anak yang ingin menjadi
dokter, pilot, pramugari, tentara dan masih banyak lainnya. Dukungan dan usaha
adalah modal sang anak untuk meraih cita-cita yang diingingkannya kelak.
Ada beberapa Cara untuk Memupuk dan Menumbuhkan Cita-Cita Sang Anak. Mau tahu carannya ? Simak ulasan berikut :
Ada beberapa Cara untuk Memupuk dan Menumbuhkan Cita-Cita Sang Anak. Mau tahu carannya ? Simak ulasan berikut :
Beri dukungan
Ada anak yang ingin menjadi seorang perdana menteri. Bila anak kita ingin melakukan sesuatu yang luar biasa, jangan dianggap angin lalu. Beri dukungan agar ia berjuang mewujudkannya. |
Beri Tantangan
Meminta anak-anak untuk selalu mengenakan pakaian berbahan katun wol menimbulkan kesan seolah-olah dunia ini lebih menakutkan dari kenyataan yang sebenarnya. Sebaliknya, berilah tantangan-tantangan tertentu kepada anak-anak, yang mendorong mereka berpikir luas. Kemudian, rayakan keberhasilannya. |
Kenali Dunia Luas
Beri kesempatan kepada anak-anak untuk melihat berbagai hal baru, tempat-tempat baru, dan untuk bertemu orang-orang baru. Tidak ada orang yang bisa mengubah dunia ini dengan hanya mengurung diri di rumah. Bawa mereka jalan-jalan. |
Beli Buku
Merupakan hal biasa bila seorang pengarang mendorong orang membeli buku. Membaca bisa memperluas wawasan dan menjadi sumber inspirasi cita-cita. Karena itu, biasakan diri membeli buku. |
Mengagumi Tokoh
Tidak ada salahnya bila kita mengagumi tokoh atau pahlawan tertentu. Kenyataannya, itu bisa menjadi cara brilian agar
fokus pada cita-cita atau ambisi
tertentu. Dorong anak-anak belajar bagaimana tokoh atau pahlawan favorit
mereka mengukir prestasi dan cita-cita serta bagaimana semua itu dirintis.
|
Main Peran
Permainan kreatif bisa memicu berkembangnya kreativitas. Biasanya anak-anak melakukan ini secara naluriah. Namun, lebih baik lagi bila kita mendorong dan membuat skenario tertentu untuk mereka mainkan. |
Bermain Berkelompok
Anak-anak akan tumbuh semakin percaya diri bila rutin bermain bersama anak-anak lain. Di sana, mereka juga belajar bagaimana cara mempengaruhi orang lain. |
Terima Perubahan
Bila sebelumnya anak kita sangat ingin menjadi astronot dan hari ini tiba-tiba sangat ingin menjadi pilot, jangan mengejeknya. Perubahan itu mungkin terjadi setelah ia berpikir panjang dan akhirnya merasa kalau menerbangkan pesawat lebih mudah dicapai daripada menjadi astronot. |
Bukan Soa l Uang
Jangan memaksa anak-anak mengejar karier tinggi-tinggi. Dalam hidup ini, ada hal lain yang lebih mulia dari pada uang. |
Semua Bisa Terjadi
Setiap individu merupakan pribadi
yang unik. Dunia saat ini jauh lebih egaliter daripada sebelumnya. Apapun
bisa terjadi bila kita mau mencapainya dengan sepenuh hati. Jangan
menyia-nyiakan cita-cita atau impian.
|
2.8 Arti dan
manfaat sebuah cita-cita
Hibur Dunia : Saya teringat beberapa pesan dari
guru SD, beliau berpesan "Gantungkan
cita-citamu setinggi langit" dan "Kejarlah cita-citamu sampai ke negeri Cina".
Saat itu umur saya masih delapan tahun, saya tidak mengerti apa itu cita-cita,
dan untuk apa cita-cita itu dikejar. Kadang saya bertanya, kenapa sih
orang-orang dewasa itu selalu menanyakan, "Rief, Nanti kalo udah besar
kamu mau jadi apa?".
Saya dengan polos menjawab "Jadi Pilot", Padahal saya tidak tahu apa itu pilot dan seperti apa jadi seorang pilot. Yang saya tahu pilot itu yang menyetir pesawat terbang. Tahukah Anda alasan kenapa guru dan orang-orang dewasa selalu membahas tentang cita-cita kepada anaknya?. Sebenarnya dibalik kata cita-cita tersirat makna dan tujuan yang sangat berharga. Mereka bermaksud untuk membangun mental, niat, dan arah/tujuan sang anak. Sekarang saya menyadari bahwa dengan memiliki cita-cita dan keinginan yang kuat, alam bawah sadar kita akan terus menuntun untuk berjalan ke arah cita-cita tersebut dan membantu kita melawan segala hambatan yang menghadang.
Memang menjadi suatu keharusan orang tua atau guru untuk membangun cita-cita sang anak sejak dini. Jangan lupa, orang tua juga harus mampu menyeseuaikan bakat dan minat anak agar dia senang mengejar cita-citanya. Dan yang terpenting, Anda sebagai orang tua juga harus mampu menjelaskan apa cita-cita itu kepada anak Anda.Secara garis besar, manfaat mempunyai cita-cita yang kuat sejak dini adalah :Hidup mempunyai jalan atau arah yang jelas Hal ini sudah jelas, dengan mempunyai cita-cita, sang anak akan tahu kemana arah hidup yang akan dia jalani, dan dia pun tahu tujuan dia belajar, menuntut ilmu, bersekolah, dan segala macamnya. Tujuannya yaitu mengejar cita-cita dan berusaha sekuat mungkin untuk mengejar cita-cita tersebut. Dan jika suatu saat nanti ada hal yang mengalihkan pikirannya dan bisa membawanya keluar dari jalur cita-cita, disinilah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk menuntun anak kembali ke jalur yang seharusnya.Mental dan niat semakin terasahdengan adanya cita-cita yang kuat, mental untuk melawan segala hambatan akan terasah, misalnya melawan rasa malas, kantuk, dan godaan bermain Game akan teratasi. Hal ini biasa melanda anak SMP atau sederajat, tapi ini akan mudah teratasi jika anak sudah tahu bahwa semua itu hanya akan menghambat niatnya mengejar cita-cita. Terus Belajar dan berlatihcita-cita menjadi sebuah tujuan anak yang harus dia kejar. Seiring dengan adanya cita-cita yang kuat tersebut, anak akan berusaha meningkatkan kemampuannya agar cita-citanya bisa tercapai. Yaitu dengan belajar dan berlatih segala hal yang menunjung cita-cita tersebut. Misalnya anak ingin menjadi seorang dokter, berarti dia harus banyak belajar biologi dan pelajaran IPA lainnya hingga benar-benar menguasai.Itulah beberapa hal yang bisa saya bagikan, artikel ini saya buat berdasarkan pengalaman belaka. Saat ini saya menyadari bahwa, dengan mempunyai cita-cita yang kuat, kita akan tahu arah jalan hidup kita dan berusaha menghindari segala godaan yang bisa merusak jalannya. Dan dengan itu, kita akan menjadi orang yang sukses, walau nantinya tidak sesuai dengan cita-cita yang kita idamkan
Saya dengan polos menjawab "Jadi Pilot", Padahal saya tidak tahu apa itu pilot dan seperti apa jadi seorang pilot. Yang saya tahu pilot itu yang menyetir pesawat terbang. Tahukah Anda alasan kenapa guru dan orang-orang dewasa selalu membahas tentang cita-cita kepada anaknya?. Sebenarnya dibalik kata cita-cita tersirat makna dan tujuan yang sangat berharga. Mereka bermaksud untuk membangun mental, niat, dan arah/tujuan sang anak. Sekarang saya menyadari bahwa dengan memiliki cita-cita dan keinginan yang kuat, alam bawah sadar kita akan terus menuntun untuk berjalan ke arah cita-cita tersebut dan membantu kita melawan segala hambatan yang menghadang.
Memang menjadi suatu keharusan orang tua atau guru untuk membangun cita-cita sang anak sejak dini. Jangan lupa, orang tua juga harus mampu menyeseuaikan bakat dan minat anak agar dia senang mengejar cita-citanya. Dan yang terpenting, Anda sebagai orang tua juga harus mampu menjelaskan apa cita-cita itu kepada anak Anda.Secara garis besar, manfaat mempunyai cita-cita yang kuat sejak dini adalah :Hidup mempunyai jalan atau arah yang jelas Hal ini sudah jelas, dengan mempunyai cita-cita, sang anak akan tahu kemana arah hidup yang akan dia jalani, dan dia pun tahu tujuan dia belajar, menuntut ilmu, bersekolah, dan segala macamnya. Tujuannya yaitu mengejar cita-cita dan berusaha sekuat mungkin untuk mengejar cita-cita tersebut. Dan jika suatu saat nanti ada hal yang mengalihkan pikirannya dan bisa membawanya keluar dari jalur cita-cita, disinilah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk menuntun anak kembali ke jalur yang seharusnya.Mental dan niat semakin terasahdengan adanya cita-cita yang kuat, mental untuk melawan segala hambatan akan terasah, misalnya melawan rasa malas, kantuk, dan godaan bermain Game akan teratasi. Hal ini biasa melanda anak SMP atau sederajat, tapi ini akan mudah teratasi jika anak sudah tahu bahwa semua itu hanya akan menghambat niatnya mengejar cita-cita. Terus Belajar dan berlatihcita-cita menjadi sebuah tujuan anak yang harus dia kejar. Seiring dengan adanya cita-cita yang kuat tersebut, anak akan berusaha meningkatkan kemampuannya agar cita-citanya bisa tercapai. Yaitu dengan belajar dan berlatih segala hal yang menunjung cita-cita tersebut. Misalnya anak ingin menjadi seorang dokter, berarti dia harus banyak belajar biologi dan pelajaran IPA lainnya hingga benar-benar menguasai.Itulah beberapa hal yang bisa saya bagikan, artikel ini saya buat berdasarkan pengalaman belaka. Saat ini saya menyadari bahwa, dengan mempunyai cita-cita yang kuat, kita akan tahu arah jalan hidup kita dan berusaha menghindari segala godaan yang bisa merusak jalannya. Dan dengan itu, kita akan menjadi orang yang sukses, walau nantinya tidak sesuai dengan cita-cita yang kita idamkan
2.9 Cita cita penentu masa depan
Saat sekolah taman-taman kanak-kanak, bu guru
bertanya pada muridnya,”anak-anak, nanti kalau besar ingin jadi apa?”
“Jadi dokter bu guru,”
“Jadi pilot bu guru,”
“saya mau jadi guru bu,”
begitulah jawaban jujur anak-anak siswa Taman
Kanak-Kanak . Sebuah jawaban, bahwa cita-cita yang diinginkan adalah cita-cita
profesi.
Setelah anak TK itu lulus dan melanjutkan ke
SD, terjadi perubahan cita-cita begitu anak tersebut menginjak usia menjelang
remaja pada saat kelas V, ada yang mengarah pada cita-cita profesi, ada
cita-cita secara tidak jelas seperti ingin menjadi orang yang berguna bagi nusa
dan bangsa. Hal tersebut terkadang dibawa sampai ke jenjang pendidikan SMA/SMK.
Padahal setelah siswa duduk di bangku SMA/SMK,
seharusnya siswa sudah mulai berpikir kearah mana dia harus meneruskan
pendidikannya dan jurusan apa yang hendak diambil. Dengan memilih jurusan
sesuai bakat dan kemampuannya siswa tersebut dapat menekuni bidang keahliannya
untuk menjadi tenaga yang handal dan terampil, sehingga pada saat akan
meneruskan kuliah dapat melanjutkan pada program keahlian yang sesuai dengan
minat dan bakatnya yang telah dida-citapatnya di bangku SMA/SMK.
Siswa yang memiliki cita-cita, akan mudah
menjalani pendidikannya secara terarah, sedangkan siswa yang memiliki secara
tidak jelas, biasanya siswa tersebut sekolah di jenjang pendidikan menengah
atas, karena beberapa factor seperti ikut-ikutan temannya, sehingga ia sekolah
dengan tidak serius dan banyak membolos.
Pemilihan cita-cita hendaknya dimulai sejak
usia kanak-kanak dan banyaknya masukan-masukan dari pihak keluarga sebagai
pendorong anak agar memiliki tujuan hidup, sehingga ia perlu memiliki
cita-cita.
Dengan memiliki cita-cita, maka sang anak atau
siswa dapat menentukan masa depannya dari sekarang, sehingga tidak ada kata
menyesal jika nanti cita-citanya tercapai, tetapi menjadi pendorong semangat
untuk mencapai dan meraih cita-citanya.
BAB
III PEMBAHASAN
3.1 Tabel Responden yang menjawab, cita-cita
apa yang anda inginkan sejak kecil ?
No |
Jawaban
|
|
|
Turus
|
|
jumlah
|
|
1
|
Dokter
|
|
|
IIIII
|
|
5
|
|
2
|
Pengusaha
sukses
|
|
|
I
|
|
1
|
|
3
|
Guru
|
|
|
IIII
|
|
4
|
|
4
|
Polwan
|
|
|
III
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
|||||||
Dari table dan grafik di atas di jelaskan bahwa
dari jumlah 15 responden member i jawaban
yaitu, menjawab guru,menjawab dokter,menjawab pengusaha sukses,dan menjawab
polwan